Nasional

Catatan Hari Pers Nasional 2023

90
×

Catatan Hari Pers Nasional 2023

Sebarkan artikel ini

Didik Setia Budi, Jurnalis NET TV, Sekretaris IJTI Korda Madura Raya

170515946 146609480649046 2996203363777588305 n

Seputarjatim.com- Tulisan resmi pertama saya dimuat di Koran Harian Bangsa. Tanggalnya lupa, yang pasti bulan Agustus 2006. Berita yg saya tulis tentang seminar di Universitas Airlangga. Sejak itu, saya menyandang predikat sebagai wartawan. Digaji per bulan 300 ribu rupiah. Pada bulan keempat bekerja, salary yang saya terima naik sebesar 1 juta 200 ribu rupiah.

Surat kabar yang memuat berita saya, ada di warung-warung. Saking senangnya, saya juga ikut membeli koran Harian Bangsa terbitan hari itu, untuk dibawa ke kos. Diterima di Koran Grup Jawa Pos, saat itu, bukan perkara mudah. Terlebih dengan status saya yang belum lulus S-1 di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Namun dengan bekal nekat, keinginan kuat, saya dipandang cakap. Ini cuma feeling saya ya. Sepertinya demikian, dipandang cakap.

Ada Momen yang selalu saya ingat dalam sebuah rapat redaksi. Cak Ali, redaktur saya saat itu bilang: wartawan itu harus selalu nulis dan membaca. Menulis apa saja, membaca apa saja. Dua kegiatan ini harus melekat dalam diri seorang wartawan. Otaknya akan terasah, kemampuannya akan bertambah. Saya ingat, mata cak Ali menatap saya, saat memberi petuah ini. Saya sangat ingat.

Baca Juga :  Santrine Abah Ganjar Gelar Istigasah dan Doa Bersama untuk Kebaikan Indonesia di Madiun

Waktu berlalu, 17 tahun terlewati. Dan saya masih wartawan. Dari Harian Bangsa, pindah ke Koran Rek Ayo Rek yang juga grup Jawa Pos, lalu pindah haluan ke televisi. Madura Channel, TVRI, dan sejak 2014 hingga saat ini NET TV.

Alhamdulillah, dengan terus berprinsip rajin menulis, saya awet di media. Sampai hari ini. Idealisme ini saya jaga. Sekuatnya.

Sebagian kalangan mungkin memandang dunia jurnalis manis. Bagi saya tidak. Profesi ini sebuah panggilan jiwa. Tidak bisa kaya, cukup iya. Kecuali, si wartawan memanfaatkan profesinya untuk kepentingan ini dan itu. Tapi tentu saja, oknum yang memanfaatkan profesi ini untuk kepentingan pribadinya tak kan bertahan lama. Saya menjamin itu.

Baca Juga :  Sukarelawan GGN Dukung Ganjar Adakan Pesantren Kilat dan Ajarkan Nahwu Shorof

Memang tidak kaya, tapi jurnalis pemegang idealisme akan terus disegani. Kepalanya tegak didepan siapapun. Dia bebas bergaul di lapisan apapun. Dia bebas bersuara apapun. Dia tak canggung bertemu siapa pun. Coba bayangkan, andai seorang jurnalis pernah satu kali saja bermain proyek, dan disatu sisi menahbiskan diri sebagai jurnalis idealis, lucu pasti.

Di Hari Pers Nasional tahun 2023 ini, sungguh menjadi refleksi bagi setiap insan pers tanah air. Semangat membangun daerah dan bangsa harus dilakukan bersama. Membangun dengan cara yang benar, menjaga independensi. Tidak ikut arus, tidak menghamba, tetap konsisten menulis.

Cuma ya itu, konsekwensi bagi Jurnalis Independen memang berat. Mereka harus hidup dan bertahan hidup sendiri. Jika kuat, tegaklah dia berjalan. Jika tidak, ya begitulah, cukup jadi jurnalis yang kebanyakan. Selamat Hari Pers Nasional 2023. Mari potong tumpeng di masing-masing rumah kita. Salam menulis..! (red)

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan