SUMENEP, seputarjatim.com–Satuan Tugas Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Kabupaten Sumenep yang Meliputi Kejaksaan, Kepolisian, Perekonomian, Perindag dan Pertanian menggelar monitoring penyaluran pupuk bersubsidi untuk memastikan stok pupuk bersubsidi aman.
Kegiatan monev yang digelar KP3 tersebut dalam rangka mengetahui Stok Pupuk Subsidi yang ada diberbagai Distributor dan kios, sehingga Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Dinas Ketahanan Pangan dan pertanian serta stakeholder lainnya mampu memberikan penjelasan terkait keterbatasan alokasi pupuk bersubsidi tersebut yang selama ini dikeluhkan oleh petani.
Kali ini, giat monitoring yang dilakukan oleh Satuan Tugas Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Kabupaten Sumenep menyasar ke sejumlah distributor dan kios yang tersebar di beberapa Kecamatan Wilayah Kabupaten Sumenep dengan rentan waktu dari tanggal 15 November 2022 hingga 18 November 2022 dan berlanjut pada hari selasa, 22 November hingga hari Jumat 25 November 2022.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Arif Firmanto menjelaskan bahwa, kegiatan KP3 tersebut sebagi wujud pengawasan guna memastikan stok Pupuk bersubsidi yang ada diberbagai Distributor dan kios aman tidak ada kelangkaan.
“Selain monitoring Tim KP3 juga memberikan penjelasan terkait pupuk yang nantinya akan disalurkan kepada petani,” jelasnya.
Terkait keluhan masyarakat yang mengatakan saat ini pupuk langka, arif menjelaskan bahwasanya pupuk bersubsidi bukan langka, tapi karena alokasi yang diberikan pemerintah pusat melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur tidak sesuai dengan jumlah RDKK yang diajukan.
“Saat ini petani hanya mendapatkan dibawah kebutuhan/tidak sesuai RDKK untuk pupuk jenis NPK Ponska, dan Urea,” ungkapnya.
Untuk itu arif meminta agar petani tidak hanya bergantung dengan jenis pupuk yang disebutkan di atas.
Namun dirinya berjanji akan tetap mengupayakan semaksimal mungkin agar kabupaten sumenep tidak kesulitan lagi mendapat pasokan pupuk. Meskipun semuanya bergantung pada suplier sebagai penyalur pupuk dari pusat melalui provinsi.
“Saat ini momentnya berbarengan dengan musim tanam kedua, Jadi distribusinya agak sedikit lamban dan antrian yang terlalu banyak. Hal ini bukan hanya terjadi di Sumenep, tapi seluruh indonesia mengalami hal serupa,” pungkasnya. (Bam)