SUMENEP, seputarjatim.com– Perkembangan keris di Kabupaten Sumenep dimulai sejak jaman pemerintahan Arya Wiraraja yang diutus menjadi Adipati oleh Kerajaan Singosari. Sejak jaman itu, Sumenep dianggap sebuah Kadipaten yang paling penting di Nusantara. Sejak runtuhnya Kerajaan Singosari, Sumenep ikut andil dan mampu melahirkan sebuah kerajaan besar di tanah Jawa yang bernama Majapahit. Hal tersebut tak lepas dari campur tangan para empu di masa itu. Kerajaan Majapahit menjelma sebagai sebuah kerajaan yang disegani di seluruh Nusantara.
“Sejak jaman itu pula hingga Pemerintahan Sultan Abdurrahman, Kabupaten Sumenep menjadi acuan dari Kabupaten-Kabupaten lain di Nusantara. Karena Sumenep mampu melahirkan banyak Empu. Seperti kita ketahui bersama, hasil karya-karya para empu terdahulu yang tersebar di seluruh daerah Kadipaten Sumenep “, ungkap Fathorrahman, salah seorang pendiri Ikatan Pengrajin Keris Indonesia (IPKI) Mega Remeng, Sumenep, Sabtu, 28/09/2019.
Fathorrahman menjelaskan, seiring berjalannya waktu, pada tahun 1963 lahirlah empu-empu muda yang mengikuti jejak para empu-empu terdahulu untuk tetap bisa melestarikan dan mengembangkan warisan budaya leluhur yakni keris pusaka.
Dan saat ini menurut Fathor, para empu-empu muda yang merasa peduli dan cinta terhadap warisan budaya leluhur terus bangkit untuk mempertahankan budaya keris ini. Menurutnya, hal ini tidak dapat dilakukan secara perorangan. Pelestarian keris harus menjadi kesadaran bersama di tengah masyarakat Kabupaten Sumenep.
Fathorrahman menjelaskan, sejak tanggal 16 Juni 2006 para Empu muda bersama-sama melakukan penelitian dan pendataan para empu dan pengrajin yang tersebar di 17 Desa, yang tersebar di 3 Kecamatan. Diantaranya Kecamatan Bluto, Kecamatan Saronggi, dan Kecamatan Lenteng. Selanjutnya dilakukan kerjasama di tahun 2010 bersama Kementrian Kebudayaan, Disbudparpora Sumenep, dan Mohammad Mansyur sebagai pemerhati keris Jawa Timur.
“kami telah mengujungi beberapa daerah di Indonesia, untuk melakukan studi banding dan ternyata Sumenep tetap menjadi sentral produksi keris terbesar di seluruh Nusantara bahkan di tingkat Internasional,” tutur Fathorrahman.
Berdasarkan hasil penelitian dan pendataan empu yang ada di Kabupaten Sumenep, setiap tahun selalu mengalami perkembangan pesat. Semangat inilah yang menjadi dasar IPKI Megaremeng untuk mengajukan permohonan kepada Pemkab Sumenep untuk mendeklarasikan jargon Sumenep sebagai Kota Keris.
“Berkat dukungan semua pihak diatas, dan juga dari ridha Allah SWT, Bapak Bupati merespon dan menyambut positif keinginan kita bersama. Sehingga pada tanggal 9 November 2014, Sumenep dideklarasikan sebagai Kota Keris Oleh Bapak Bupati Sumenep yang ditandai dengan penandatanganan Prasasti dan peresmian tugu keris di Desa Pandian, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep,” pungkas Fathorrahman.(dik/red)