SUMENEP, Seputar Jatim – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, terus berkolaborasi dengan lintas sektor sebagai salah satu strategi dalam membangun ketahanan dan swasembada pangan.
Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid menyampaikan, bahwa pendekatan ini tidak hanya menitikberatkan pada penyuluhan teknis, tetapi juga memperkuat sinergi dari tingkat desa hingga pemerintah pusat.
“DKPP melakukan pendampingan intensif di lapangan bersama berbagai unsur, termasuk TNI dan Polri. Kami turun bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas, bukan hanya untuk mengawasi, tetapi benar-benar mendampingi petani dalam proses tanam,” ujarnya, Minggu (29/6/2025).
Saat ini, kata dia, sebanyak 149 penyuluh pertanian lapangan (PPL) aktif diterjunkan ke seluruh kecamatan di Sumenep.
Menurutnya, mereka menjadi ujung tombak pendampingan, mulai dari pengolahan lahan hingga masa panen.
Bahkan, setiap kegiatan dilaporkan secara harian ke Kementerian Pertanian lengkap dengan dokumentasi “open camera” untuk memastikan keakuratan data.
Selain itu, DKPP juga mengikuti Zoom Meeting rutin bersama jajaran Kementerian Pertanian setiap akhir pekan sebagai sarana evaluasi dan percepatan tanam.
Menurutnya, bahwa keberhasilan program pangan tidak bisa dicapai secara sektoral saja.
“Pendekatan ini bukan hanya soal teknis pertanian, tetapi tentang menyatukan ritme kerja semua pihak, dari pusat hingga desa,” jelasnya.
Sebagai bagian dari pendekatan sosial, DKPP juga menginisiasi “kompolan” atau pertemuan rutin bersama kelompok tani.
Kegiatan ini menjadi ruang diskusi sekaligus motivasi bagi petani agar tetap semangat bertani di tengah cuaca ekstrem dan fluktuasi ketersediaan pupuk.
Menghadapi tantangan perubahan iklim dan distribusi pupuk, pihaknya juga menjalin kemitraan dengan Pupuk Indonesia dan instansi vertikal lain, sehingga penyaluran bantuan pertanian tetap tepat sasaran dan tidak terhambat.
“Selama air masih tersedia, petani tetap jalan. Infrastruktur irigasi menjadi kunci menjaga produktivitas, terutama saat menghadapi dampak El Niño,” bebernya.
Kolaborasi lintas sektor ini juga melibatkan perangkat desa dan kecamatan sehingga seluruh unsur birokrasi terlibat dalam gerakan pertanian terpadu untuk mencapai target nasional.
“Ini bukan semata soal luas tanam, tetapi menjaga keberlanjutan pangan. Ketahanan dan swasembada pangan hanya akan tercapai jika semua elemen bergandengan tangan,” imbuhnya. (EM)
*