NasionalWisata

Pulau Masakambing, Eksotika Kakatua Jambul Kuning

174
×

Pulau Masakambing, Eksotika Kakatua Jambul Kuning

Sebarkan artikel ini
1
Sepasang kakatua jambul kuning mini, bertengger di pepohonan Pulau Masakambing, Kecamatan Masalembu, Sumenep-Jatim.

Sumenep, seputarjatim.com- Kakatua Jambul Kuning Mini (Cacatua Sulphurea Abbotti) menjadi satwa endemik yang sebaran habitatnya berada di Pulau Masakambing, Kecamatan Masalembu, Sumenep, Jawa Timur.

Warga dan burung paruh bengkok ini telah hidup berdampingan selama puluhan tahun.

Banyaknya Pohon kelapa yang tumbuh di Pulau ini bernilai penting bagi sang kakatua. Burung Kakatua memanfaatkannya sebagai salah satu sumber pakan dan minum serta rumah tidur.

Upaya pelestarian telah dilaksanakan Balai Besar KSDA Jawa Timur bersama pihak terkait, berupa monitoring populasi, pembinaan habitat, perlindungan dan pengamanan kakatua jambul kuning, serta pemberdayaan masyarakat.

Baca Juga :  Jemaah Majelis Taklim Sambut Positif Ajakan Jaga Kebersihan Lingkungan dari Kiai Muda Jawa Timur

Daeng Usman, petugas BKSDA yang tinggal di Pulau ini mengatakan, saat ini ada 24 ekor burung Kakatua yang hidup berpasang-pasangan. Kakatua memanfaatkan pucuk-pucuk pohon kelapa sebagai sarang.

“Kalau monitoring saya keliling kasih pengertian warga, agar kakatua di masakambing ini tetap lestari. Karena jenis kakatua di masakambing ini satu satunya di dunia, Pak.” tandasnya

Pihak BKSDA Jawa Timur bekerjasama dengan pihak desa juga gencar lakukan sosialisasi, untuk mengajak peran serta warga sekitar merawat dan menjaga keberadaan burung langka tersebut.

Baca Juga :  Butiran Ombak Pantai Lombang Pacu Perekonomian Nasional

“Ya karena tidak ada di daerah lain, saya seneng  sama kakatua disini. Ini saya merawat seekor Kakatua yang kakinya sakit,” ujar Zuhiyah salah seorang warga.

Untuk menuju ke Pulau Masakambing dibutuhkan sekitar 15 jam perjalanan laut, dari pelabuhan Kalianget, Sumenep. Setelah tiba di pelabuhan Masalembu, perjalanan masih akan dilanjutkan menuju ke Pulau Masakambing dengan jarak tempuh selama 4 jam, dengan menggunakan perahu tradisional. (dik/red)

Tinggalkan Balasan