Budaya

Ajang Kenalkan Batik Khas, Ini Statement Dewan Juri pada Sumenep Batik Festival 2024

81
×

Ajang Kenalkan Batik Khas, Ini Statement Dewan Juri pada Sumenep Batik Festival 2024

Sebarkan artikel ini
IMG 20240908 WA0046
MEGAH: Para peserta tampil pada Sumenep Batik Festival 2024

SUMENEP, Seputar Jatim – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, berkerjasama dengan EO Tirta Amerta, menggelar Sumenep Batik Festival 2024.

Coreographer dan Music Director, Agoeng Soedier Poetra mengatakan, Sumenep Batik Festival 2024 sangat bagus dari berbagai elemen Apalagi itu wajib menggunakan batik khas Sumenep.

“Saya angkat jempol apabila daerah mengangkat batinnya sendiri. Kapan lagi kalau bukan kita yang memulainya,” ucapnya. Minggu (8/9/2024).

Baca Juga :  Syahrini Firotul Irfah, Mewakili Nurur Rahmah Jadi Peserta Terbaik Penegak di Perkajum Kenaikan Tingkat

Sumenep memiliki ciri khas batik, sambung dia, kalau waktu dulu dengan warna yang cerah tapi sekarang sudah mengikuti zaman dengan menggunakan warna-warna kalem, seperti menggunakan pewarna alam.

Sementara itu, Phienta Mutiara Kusuma Simangunsong menyampaikan, acara yang termasuk agenda tahunan ini sangat cukup mewah atau besar daripada lainnya yang pernah saya datangi.

“Saya merasa takjub karena dijadikan pesta rakyat, biasanya acara seperti ini digelar diruangan tertutup, akan tetapi Sumenep Batik Festival 2024 ini berbeda dari yang lain,” ujarnya.

Ia menegaskan, ajang bergengsi ini bukan hanya dinilai dari segi bagus atau tidak desainnya, tapi bagaimana The Hold Performance.

“Jadi bagaimana mereka cara membawakan bajunya, cara menampilkan ini Batik yang saya kenakan dan ini saya yang memakai,” tegasnya.

Menurutnya, ini termasuk pesta rakyat yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Karena ini tentu sangat berbeda, mungkin di kota-kota yang lain tidak di ruangan terbuka seperti ini.

Baca Juga :  PKKMB STKIP PGRI Sumenep 2024 Disambut dengan Perguruan Tinggi Terbaik ke-3 dalam Kategori Kualitas Pelaporan Terbaik

Lain daripada itu, Designer, Andy Sugix mengatakan, ternyata di Madura Khusunya Sumenep sudah memiliki tema dari event seperti ini, dan dari sekian peserta hampir 90 persen sudah bagus semua.

“Peserta sudah mulai belajar, karena untuk menaikkan drajat suatu wastra itu memang perlu banyak belajar. Mungkin yang kita tahu dulu, drajat Batik hanya sebatas menajdi taplak meja atau sarung bantal, padahal drajat wastra bisa se bagus saat ini,” paparnya.

Batik itu jika dibalik, lanjut dia, bacaannya menjadi Kitab. Maka dari itu, belajar atau memahami Batik seperti belajar Kitab, jadi orang-orang dulu itu membatik dengan filosofi.

“Sebenarnya wastra Nusantara Batik itu adalah drajat yang sangat tinggi, saya berharap kedepannya semakin berkembang sehingga menjadi icon Batik khas Sumenep,” tukasnya.

Perlu diketahui, acara tersebut diikuti oleh 85 peserta. Puluhan peserta tersebut terbagi tiga kategori, A, B dan C. Rincian, kategori A (anak usia 4-8 tahun) sebanyak 21 orang, kategori B (anak usia 9-13 tahun) 33, sedangkan kategori remaja sebanyak 31 orang. (Sand/EM)

*

Tinggalkan Balasan