SUMENEP, Seputar Jatim – Ratusan aparatur sipil negara (ASN), non-ASN, serta anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Acara yang mengusung tema “Membangun Harmoni Sosial dengan Semangat Rahmatan Lil ‘Alamin”, menjadi momentum penting bagi jajaran ASN di lingkungan Pemkab Sumenep untuk meneguhkan kembali nilai religiusitas sekaligus memperkuat integritas dalam pengabdian kepada masyarakat.
Kepala Bappeda Kabupaten Sumenep, Arif Firmanto dalam sambutannya menyampaikan, bahwa peringatan Maulid Nabi tidak boleh dipandang sekadar tradisi seremonial tahunan. Lebih dari itu.
“Maulid adalah wahana untuk merefleksikan sekaligus mengimplementasikan teladan Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam tugas kedinasan,” ujarnya, Sabtu (20/9/2025).
“Rasulullah mengajarkan nilai amanah, integritas, kejujuran, dan tanggung jawab. Nilai-nilai itu sangat relevan dengan tugas kita sebagai perencana pembangunan daerah sekaligus pengelola manajemen ASN. Kita dituntut bekerja dengan ikhlas, transparan, dan profesional agar pembangunan benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat,” jelasnya.
Tak hanya menekankan aspek profesionalisme, ia juga mengingatkan, pentingnya menjaga keharmonisan keluarga sebagai pondasi yang menopang kinerja ASN.
“Cinta Rasulullah kepada keluarganya harus menjadi teladan. Keharmonisan rumah tangga akan berpengaruh besar pada etos kerja aparatur sipil negara. Dengan meneladani beliau, kita akan mampu bekerja penuh dedikasi dan integritas,” tegasnya.
Peringatan Maulid Nabi ini menjadi ruang perjumpaan spiritual sekaligus sosial. Selain mempererat ukhuwah di internal ASN, kegiatan tersebut diharapkan mampu menumbuhkan semangat kolektif dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih, humanis, dan berpihak pada kepentingan masyarakat luas.
“Dengan momentum ini, Bappeda dan BKPSDM Sumenep ingin menegaskan bahwa pembangunan daerah tidak hanya bertumpu pada aspek teknokratis semata, melainkan juga membutuhkan fondasi nilai-nilai religius dan moral yang kuat, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW,” tukasnya.(Sand/EM)
*