Daerah

DKPP Sumenep Lakukan Penguatan Kapasitas Petani dengan Dukungan Teknis Berkelanjutan Demi Hadapi Iklim

×

DKPP Sumenep Lakukan Penguatan Kapasitas Petani dengan Dukungan Teknis Berkelanjutan Demi Hadapi Iklim

Sebarkan artikel ini
IMG 20250717 WA0063 scaled
SAWAH: Petani di Sumenep menggunakan combine harvester saat panen padi (SandiGT - Seputar Jatim)

SUMENEP, Seputar Jatim – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, terus memperkuat strategi tanam padi sebagai tulang punggung ketahanan pangan lokal dan nasional.

Hingga pertengahan tahun 2025, capaian tanam telah menyentuh angka 20 ribu hektare atau 75 persen dari target 25 ribu hektare.

Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, menekankan pentingnya transformasi pola pikir petani agar lebih adaptif terhadap tantangan iklim dan teknis pertanian modern.

“Target tanam ini memang penting, tapi yang lebih penting adalah menyiapkan petani kita agar bisa bertani dengan cara yang lebih efisien, tangguh, dan tidak bergantung pada pola lama,” ujarnya. Kamis (17/7/2025).

Baca Juga :  Dinsos P3A Sumenep Sebut Penyandang Disabilitas Bakal Jadi Subjek Pembangunan

Menurutnya, salah satu pendekatan yang dilakukan DKPP adalah penguatan kapasitas petani melalui dukungan teknis berkelanjutan. Sebanyak 149 penyuluh pertanian lapangan (PPL) diterjunkan secara aktif untuk memberikan pendampingan personal, terutama di daerah yang selama ini rawan gagal tanam akibat keterbatasan air dan pengetahuan teknologi budidaya.

“Penyuluh kami bukan sekadar memberikan arahan, tetapi ikut mendampingi sampai praktik di sawah. Ini yang membuat dampaknya lebih terasa dan berkelanjutan,” bebernya.

Lanjut ia menegaskan, DKPP rutin melakukan koordinasi dengan kelompok tani untuk merespons cepat berbagai kendala seperti kelangkaan pupuk bersubsidi, rotasi lahan, dan penyakit tanaman.

“Di beberapa wilayah, DKPP juga mulai mendorong penggunaan varietas padi tahan cekaman kekeringan dan adaptif terhadap perubahan iklim,” tegasnya.

Strategi lain, sambung dia, yang sedang disiapkan adalah pemetaan titik-titik yang memungkinkan percepatan tanam menjelang akhir tahun, bersamaan dengan datangnya musim hujan.

Ia juga mengintegrasikan data prakiraan iklim dari BMKG sebagai referensi penyusunan jadwal tanam massal.

“Kalau ingin berdaulat pangan, kita tidak bisa hanya menunggu musim. Kita harus merencanakan dengan cermat dan menyesuaikan dengan pola iklim yang tidak menentu,” ungkapnya.

Untuk itu, DKPP Sumenep terus menunjukkan tren positif dalam produktivitas padi sejak awal 2025. Bahkan di beberapa kecamatan seperti Lenteng, Saronggi, dan Rubaru, pola tanam tumpangsari mulai diterapkan sebagai solusi efisiensi lahan.

“Kami berharap, sisa 5.000 hektare yang belum tertanam dapat diselesaikan maksimal sebelum tutup tahun, dan Kabupaten Sumenep dapat menjadi salah satu contoh daerah yang sukses mengelola ketahanan pangan secara mandiri dan strategis,” tukasnya. (Sand/EM)

*

Tinggalkan Balasan