SUMENEP, seputarjatim.com– Panitia Pilkades Juruan Laok, Kecamatan Batuputih, mulai mempersiapkan pelaksanaan Pilkades ulang, pasca terjadinya kerusuhan, Kamis, 07/11/2019.
Hartono, Ketua Panitia Pilkades Juruan Laok menuturkan, pelaksanaan Pilkades Juruan Laok yang terpaksa ditunda ini akan kembali digelar tanggal 14 November mendatang. “Walaupun ada proses hukum di PTUN, ya silahkan karena itu memang menjadi hak warga negara. Tapi kita tidak bisa menghentikan proses. Kita tidak bisa menunda pelaksanaan Pilkades. Karena ini sudah amanah undang-undang,” terang Hartono saat ditemui wartawan di kantornya, Sabtu, 09/11/2019.
Pria yang juga founder media online Portal Madura.com ini juga mengaku tetap siap menggelar pesta demokrasi tersebut walaupun ada pihak-pihak yang berusaha menggagalkannya. “Kita ini panitia diserang bolak-balik, rumah saya berusaha dibakar, insiden pelemparan bom ikan ke salah satu calon kades, saya yakin upaya penggagalan Pilkades Juruan Laok ini terstruktur,” imbuhnya.

Pria berkacamata ini juga berharap semua pihak dapat legowo dengan keputusan pelaksanaan Pilkades ulang tanggal 14 November mendatang. “Kita ini ada hitungan hari. Pasal per pasal itu sudah ada hitungannya. Kalau tidak kita jalankan ya kita yang kena, kita yang akan digugat,” katanya.
Saat ini menurut Hartono, proses persiapan pelaksanaan Pilkades ulang Desa Juruan Laok telah dikomunikasikan ke panitia tingkat kabupaten. “Kepada Bupati Sumenep juga telah kami sampaikan. Intinya, bahwa Pilkades Juruan Laok tetap harus digelar,” tegas Hartono.
Hartono: Saat Kejadian Polisi Diam, Saya Dikeroyok 6 Orang dan Ditolong Anggota TNI
Kerusuhan yang terjadi dalam pelaksanaan Pilkades Juruan Laok, Kecamatan Batuputih, masih membekas di ingatan para panitia pelaksana. Menurut Hartono, kejadian tersebut seharusnya dapat dicegah.
“Saya heran, perkembangan setiap jam nya pasti kita koordinasikan kepada aparat keamanan. Ada pertemuan para perusuh, hingga saat 300 massa mulai bergerak ke lokasi Pilkades juga kita sampaikan. Tapi tetap saja terjadi kerusuhan kan?” sesal Hartono.
Saat kerusuhan, proses pencoblosan telah berjalan dua jam dan ada sekitar seribu warga yang sudah selesai mencoblos. “Batu-batu beterbangan. Semua kotak suara diambil paksa, dilempar. Saya dipegang 6 orang, baju saya robek, apa ada polisi yang menolong saya?” imbuhnya.

Di tengah kerusuhan itu, menurut Hartono sejumlah barang pribadi milik panitia Pilkades juga hilang.
“Uang panitia sebesar Rp 6 juta hilang, dua handphone, masih kita inventarisir juga yang lainnya,” terang Hartono.
Pengakuan mengejutkan juga disampaikan Hartono, di detik-detik pengeroyokan yang dilakukan 6 orang kepada dirinya. “Ada 25 petugas polisi yang berjaga di lokasi. Saat saya dipegang 6 orang, gak ada yang nolong saya, tiba-tiba seorang anggota TNI mendekat dan bantu saya lari dari lokasi. Saya berterima kasih kepada anggota TNI tersebut. Kalau tidak ditolong, mati saya!” kenang Hartono.
Jelang pelaksanaan Pilkades ulang 14 November mendatang, panitia Pilkades Juruan Laok meminta agar petugas keamanan dapat bersikap lebih profesional. Termasuk, menangkap otak dari aksi penyerangan lokasi Pilkades Juruan Laok beberapa waktu lalu.
“Otak penyerangan itu bukan dua orang yang ditangkap kemarin. Ada aktornya. Dan polisi belum menangkap otak ini,” pungkas Hartono.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pilkades Juruan laok yang digelar Kamis, 07/11/2019 lalu berlangsung ricuh. Sekelompok massa tiba-tiba masuk ke lokasi pencoblosan dan memaksa Pilkades dihentikan. Massa juga merobohkan tenda di pencoblosan, dan merusak logistik Pilkades. (dik/red)