Sumenep, seputarjatim.com– Terosoban digital school yang digagas Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, belum memiliki konsep yang matang. 4 hari pasca dilaunching, sejumlah sekolah rintisan yang ditunjuk Dinas Pendidikan setempat belum mampu mempraktekkannya secara maksimal.
Salah seorang Kepala Sekolah rintisan program digital school mengaku bingung dengan pelaksanaannya di lapangan. Selain minim komputer, menurutnya sekolah juga menghadapi kendala minimnya guru yang menguasai IT.
“Kami ragu kalau harus memakai komputer sekolah. Komputer yang ada sekarang itu biasa digunakan khusus untuk ujian nasional. Jadi tidak kami pakai untuk digital school,” jelasnya sambil meminta agar identitasnya disembunyikan.
Bambang Iriyanto, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep mengaku optimis terobosan Sumenep Digital School ini dapat berjalan baik. Walaupun masih ada kekurangan, Dinas Pendidikan terus melakukan evaluasi dan pengembangan.
“Kita sudah menunjuk koordinator untuk setiap sekolah rintisannya. Mereka sudah ikut workshop dan sebagainya. Kalau belum maksimal di lapangan ya karena digital school ini masih terus kami kembangkan,” terang Bambang saat ditemui di kantornya, Kamis, 25/07/2019.
Terkait dengan biaya pelaksanaan Sumenep Digital School, menurut Bambang bersumber dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). “Sekolah rintisan Sumenep Digital School tidak boleh memungut biaya apapun dari siswa,” tegas Bambang.
Sebelumnya pada Minggu, 21/07/2019 lalu Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep melaunching program Sumenep Digital School. Penerapannya dilakukan di 21 Sekolah Dasar dan 10 Sekolah Menengah Pertama. (dik/red)