SUMENEP, Seputar Jatim – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menunjukkan komitmennya terhadap pendidikan yang lebih berpihak pada anak dengan menyelenggarakan Pelatihan Penguatan Kompetensi Guru TK dan SD dalam Transisi PAUD-SD yang Menyenangkan.
Kegiatan ini berlangsung dari Senin 21 – 25 Juli 2025 mendatang, di Hotel Asmi, yang diikuti oleh 108 peserta, terdiri dari 54 guru TK dan 54 guru kelas awal SD dari berbagai wilayah di Kabupaten Sumenep.
Pelatihan tersebut menghadirkan fasilitator tersertifikasi dari PGRI dan IGI, dan dirancang dengan pendekatan yang tidak biasa partisipatif, reflektif, dan menyentuh aspek filosofis pendidikan.
Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Disdik Sumenep, Akhmad Fairusi, memberikan pernyataan yang menggugah para peserta, menekankan pentingnya memahami transisi PAUD ke SD sebagai fase perkembangan yang sensitif, bukan sekadar pergantian jenjang pendidikan.
“Transisi ini terlalu sering kita potong begitu saja. Anak dipaksa meninggalkan dunia PAUD yang hangat dan bermain, untuk langsung duduk rapi, menyalin, bahkan ikut ulangan di minggu pertama. Ini bukan cara yang adil bagi mereka,” ujarnya, Selasa (22/7/2025).
Menurutnya, pelatihan ini tidak hanya bertujuan meningkatkan keterampilan guru, tetapi juga mengubah pola pikir. Pihaknya mengajak peserta untuk membangun ruang belajar yang menyenangkan dan menyambut, bukan menekan dan menuntut.
“Kelas satu SD bukan tempat untuk memburu nilai, tapi ruang aman yang memperpanjang masa kecil anak dengan cara yang bermakna,” sambungnya.
Selama lima hari pelatihan, lanjut dia, para guru diajak untuk terlibat aktif dalam diskusi, simulasi, studi kasus, dan menyusun rencana aksi yang bisa langsung diterapkan di sekolah masing-masing.
“Tujuannya adalah memastikan kesinambungan pengalaman belajar anak sejak PAUD hingga duduk di bangku SD,” bebernya.
Ia menekankan pentingnya kerja sama antara guru TK dan SD. Transisi yang ideal hanya dapat terwujud jika kedua pihak saling memahami, berkomunikasi, dan membangun jembatan yang kokoh demi masa depan anak-anak.
“Guru TK tidak cukup hanya melepas, dan guru SD tidak cukup hanya menyambut. Harus ada penyambungan pengalaman, bukan pemutusan,” tegasnya.
Ia berharap, pelatihan ini dapat menjadi pemantik gerakan yang lebih luas di seluruh Kabupaten Sumenep, sebuah transformasi pendidikan dasar yang berpihak pada hak dan kebahagiaan anak.
“Mari kita pastikan bahwa setiap anak yang memasuki SD tetap membawa semangat belajarnya, bukan kehilangan arah karena kita belum siap menyambutnya,” pungkasnya.(Sand/EM)
*