News

Demi Kembangkan Wisata Desa Bebasis Digital, BRIDA Sumenep Terus Optimalkan Pemanfaat CBT

×

Demi Kembangkan Wisata Desa Bebasis Digital, BRIDA Sumenep Terus Optimalkan Pemanfaat CBT

Sebarkan artikel ini
IMG 20250306 WA0058
TERSENYUM: Kepala BRIDA Sumenep, Benny Irawan (Doc. Seputar Jatim)

SUMENEP, Seputar Jatim – Demi kembangkan pariwisata pedesaan berbasis digital, Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, terus mengoptimalkan memanfaatkan hasil riset transformasi Community Based Tourism (CBT).

Diketahui, riset transformasi CBT tersebut dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Sumenep, yang bekerja sama dengan akademisi dari berbagai perguruan tinggi setempat.

“CBT adalah pariwisata berbasis masyarakat yang memanfaatkan digitalisasi untuk pembangunan wisata desa,” kata Kepala BRIDA Sumenep, Benny Irawan, Kamis (6/3/2025).

Baca Juga :  Puluhan Peserta Ikut Pelatihan Penyegaran Kader TBC Komunitas yang Diadakan Dinkes P2KB Sumenep Bersama YABHYSA 

Melalui kajian tersebut, kata dia, mampu menghasilkan rekomendasi yang akan dipelajari oleh dinas teknis sebelum diterapkan dalam kebijakan pariwisata daerah.

Bahkan, BRIDA Sumenep merekomendasikan beberapa hal, di antaranya; pembentukan Badan Promosi Pariwisata Daerah untuk bekerja sama dengan pemangku kepentingan guna meningkatkan promosi wisata desa.

“Pelaku wisata perlu pelatihan keterampilan teknologi dan manajemen media sosial untuk promosi. Wi-Fi publik juga penting untuk digitalisasi,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Disbudporapar Sumenep, Mohammad Iksan, mengaku bahwa pihaknya masih mengkaji hasil riset sebelum mengakomodasi dalam kebijakan pembangunan pariwisata daerah.

“Wisata berkaitan dengan lahan, masyarakat, dan pemerintah desa. Jika lahannya di desa, bisa dikelola oleh pemerintah desa,” tuturnya.

Berikut Rekomendasi BRIDA Sumenep untuk Pengembangan Wisata Desa berbasis digital, di antaranya :

1. Badan Promosi Pariwisata Daerah
– Fokus promosi destinasi bekerja sama dengan swasta dan komunitas lokal.
– Melibatkan akademisi, media, pelaku usaha, dan masyarakat.

2. Pelatihan dan Digitalisasi
– Edukasi digital bagi pelaku wisata melalui kerja sama dengan lembaga pelatihan.
– Penyediaan akses internet dan Wi-Fi publik di destinasi wisata.

Baca Juga :  Gelar Rapat Virtual dengan KPK RI, Pemkab Sumenep Siap Capai Target MCP KPK Melalui IPKD 2025

3. Peran Pemerintah Desa & BUMDes
– Pelatihan manajemen wisata digital bagi pengelola destinasi.
– Pengembangan sistem informasi wisata berbasis web dan aplikasi.
– Melibatkan generasi muda dalam promosi digital.

4. Pengelola Destinasi Wisata
– Meningkatkan keterampilan pemasaran digital dan pembuatan konten menarik.
– Berkolaborasi dengan influencer lokal untuk promosi destinasi.
– Mengangkat cerita budaya dan sejarah sebagai daya tarik wisata.

5. Kemitraan dengan Swasta
– Investasi swasta dalam infrastruktur digital seperti pusat informasi dan spot Wi-Fi.
– Dukungan teknologi untuk promosi dan pengelolaan wisata desa.

6. Peran Masyarakat Lokal
– Berkontribusi sebagai pemandu wisata, pengrajin, atau penyedia layanan wisata.
– Mengembangkan produk lokal dan memasarkan secara daring sebagai daya tarik wisata.

Maka dengan melalui strategi ini, pariwisata desa di Sumenep, bisa lebih berkembang sehingga berdampak langsung pada ekonomi masyarakat. (EM)

Tinggalkan Balasan