Daerah

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah Berbasis Teknologi, BRIDA Sumenep dalam Tahap Konsultasi dengan BRIN

×

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah Berbasis Teknologi, BRIDA Sumenep dalam Tahap Konsultasi dengan BRIN

Sebarkan artikel ini
IMG 20250416 WA0009
MEMBACA: Kepala BRIDA Sumenep, Benny Irawan saat memaparkan pokok permasalahan daerah di ruang kerjanya (SandiGT - Seputar Jatim)

SUMENEP, Seputar Jatim – Penyusunan Peta Jalan Pemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, saat ini tahap konsultasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan riset dan inovasi guna meningkatkan daya saing komoditas lokal serta mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis teknologi.

Kepala BRIDA Sumenep, Benny Irawan mengatakan, bahwa dalam dokumen itu ada tiga hal yang dibahas, yang pertama berkaitan dengan prodak unggulan daerah yang ada di Sumenep.

“Yang kedua berkaitan dengan permasalahan utama yang ada di daerah, dan yang ketiga adalah kajian-kajian yang berbasis bukti,” ujarnya. Rabu (16/4/2025).

Baca Juga :  Demi Optimalkan Potensi PAD, Bapenda Sumenep Lakukan Pendataan Destinasi Wisata

Saat ini, kata dia  masih dalam tahap konsultasi dengan BRIN, karena seluruh Kabupaten Kota mempunyai kewajiban untuk menyusun IPTEK.

“Jadi kami sudah menyusun itu, dan nanti dokumen ini berlaku dari Tahun 2025 sampai 2029,” pungkasnya.

Untuk diketahui dokumen permasalahan – permasalahan yang sudah dipetakan dan sudah diidentifikasi yang akan menjadi langkah – langkah antisipatif untuk harus dilakukan sehingga bisa meningkatkan produk unggul daerah sebagai berikut:

Pertama, permasalahan utama daerah berkaitan dengan sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Dalam ini pokok permasalahannya yaitu keterbatasan modal dan pembiayaan, keterampilan (SDM) yang terbatas, kendala infrastruktur serta aksesbilitas, ketergantungan pada musim dan cuaca, dan keterbatasan pasar dan persaingan.

Kedua, sektor penyedia jasa akomodasi makan dan minum. Dalam pokok permasalahannya adalah keterbatasan modal untuk pengembangan fasilitas, kurangnya promosi dan branding, SDM yang kurang konvensional, aksesibilitas yang terbatas, dan keterbatasan inovasi produk.

Baca Juga :  BKPSDM Sumenep Bakal Tindak Tegas ASN Nakal yang Tak Masuk Kerja Tanpa Keterangan

Ketiga, sektor kerajinan dan pariwisata. Pokok permasalahannya yaitu keterbatasan pasar dan promosi produk kerajinan, kurangnya pengelolaan yang profesional di destinasi wisata, ketergantungan pada SDM lokal, kendala modal untuk inovasi produk dan pengembangan fasilitas, dan akses pasar internasional yang minim. (Sand/EM)

*

Tinggalkan Balasan