Budaya

Karapan Kerbau Asal Kepulauan Kangean Perlu Dilestarikan, Budayawan Dorong Masuk Event Sumenep 2025

55
×

Karapan Kerbau Asal Kepulauan Kangean Perlu Dilestarikan, Budayawan Dorong Masuk Event Sumenep 2025

Sebarkan artikel ini
IMG 20240911 WA0031
KEBUDAYAAN UNIK: Karapan Kerbau asal Kepulauan Kangean Sumenep, Madura, Jawa Timur

SUMENEP, Seputar Jatim – Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, kaya akan budaya yang sangat unik dan menarik salah satunya Karapan Kerbau.

Karapan tersebut berasal dari Kepulauan Kangean tepatnya di Kecamatan Arjasa. Uniknya, tradisi ini hanya dimiliki oleh masyarakat Kepulauan Sumenep.

Budayawan Sumenep, Ibnu Hajar, menyebut bahwa tradisi atau kebudayaan ini perlu untuk dilestarikan, karena ini hasanah kekayaan budaya yang kita miliki khususnya di Sumenep sendiri.

“Oleh karena itu, saya sebagai anggota tim penyusun Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) jadi sangat mendukunglah. Ini harus dimasukkan ke naskah (PPKD) Tahun 2024-2030,” ujarnya. Rabu (11/9/2024).

Baca Juga :  Aktivis Muda Sumenep Angkat Bicara Soal Oknum BPD Desa Bringin Diduga Gunakan Ijazah Orang Lain

Kalau untuk selama ini Pulau Madura dikenal dengan karapan sapinya, kata dia, Kabupaten Sumenep punya hal yang mirip karapan sapi, yaitu karapan kerbau.

“Jokinya juga unik, joki tersebut tidak naik di kaleles tetapi jokinya itu naik kuda di belakang kerbau, dan ini hanya ada di Kepulauan Kangean Kabupaten Sumenep,” kata pria yang suka memakai topi itu.

Lanjut ia menjelaskan, hal ini perlu dilestarikan dan dikembangkan. Barangkali nanti untuk tahun depan perlu kiranya diadakan event atau lomba karapan kerbau merebutkan Piala Bupati misalnya.

Baca Juga :  Syahrini Firotul Irfah, Mewakili Nurur Rahmah Jadi Peserta Terbaik Penegak di Perkajum Kenaikan Tingkat

“Karena bagaimanapun, Kepulauan di daerah kita ini juga memiliki rakyat sama dengan daerah-daerah yang ada di daratan, tentang bagaimana memunculkan atau melestarikan bahkan merawat tentang nilai-nilai kebudayaan,” jelasnya.

Sebagai Tim dari (PPKD) pihaknya sudah memasukkan kebudayaan ini, artinya kata dia, bagaimana nanti pihak pemkab sendiri untuk mengembangkan, membudayakan, dan melestarikan serta merawat tentang karapan kerbau ini.

“Dan itu sudah lama berlangsung cuman baru sekarang kita masukkan, nah ini mungkin ada mis konfirmasi dan mis komunikasi. Di era milenial seperti sekarang ini, harus ini dimasukkan dan ini merupakan suatu kewajiban kita juga,” paparnya.

Maka dengan begitu, lanjut dia, budaya unik bagi masyarakat di Lepulauan Kangean ini bisa dijadikan event atau mungkin kalender tahunan.

“Sehingga masyarakat daratan juga berbondong-bondong datang ke sana untuk menyaksikan dan menonton,” bebernya.

“Jadi bagaimana political will yang nanti diimplementasikan oleh pemerintah oleh pihak eksekutif juga agar karapan kerbau ini menjadi sesuatu pertunjukan yang memiliki nilai edukasi, nilai kompetisi, kekompakan, dan semacamnya,” imbuhnya.

Untuk itu ka berharap, Bupati Sumenep dan pihak Disbudporapar bisa memberikan dukungan dan motivasi bagi masyakat kepulauan.

Baca Juga :  PKKMB STKIP PGRI Sumenep 2024 Disambut dengan Perguruan Tinggi Terbaik ke-3 dalam Kategori Kualitas Pelaporan Terbaik

“Dalam artian masyarakat kepulauan tidak merasa terpinggirkan walaupun dengan segmen-segmen kebudayaan yang dimiliki oleh Mereka,” pungkasnya. (Sand/EM)

Tinggalkan Balasan