Kab. Malang, seputajatim.com- Hawa dingin disertai rinai hujan menemani alunan selawat di Lapangan Tumapel, Pangetan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (20/12/22) malam.
Meski begitu, semangat para ulama, kyai, santri, dan masyarakat se-Jawa Timur untuk memanjatkan selawat dan doa bersama untuk Indonesia tetap membara.
‘Malang Berselawat’ menjadi tema dalam acara yang dipimpin Ulama Nyentrik Mafia Selawat Gus Ali Sodikin atau dikenal Gus Ali Gondrong. 10 ribu ulama, santri, dan warga melantunkan selawat menepis keheningan dan menambah rasa rindu kepada Baginda Rasulullah SAW.
“Malam ini kami jelas berselawat bersama-sama tujuan utamanya, kedua juga silaturrahim antar kyai dari Jawa Timur, ketiga juga munajat doa semoga terhindar dari bencana-bencana yang terjadi di negara ini,” ucap Koordinator Daerah Kyai Muda Kabupaten Malang, Ahsani Fathurrahman.
Ahsani yang turut berselawat mendampingi Gus Ali Gondrong menyebut, kegiatan tersebut dihadiri oleh peserta dari Surabaya, Malang, Probolinggo, Lumajang, Malang, Blitar, Cirebon, dan beberapa daerah lain di Jatim.
Para peserta yang hadir didominasi oleh kalangan muda. Mereka berbondong-bondong membawa umbul-umbul sebagai bukti kecintaan atas berselawat, mengharap berkah dan menjadi momentum mempererat silaturahmi dalam dekapan ukhwah islamiyah.
Aksi selawat bersama ini, lanjut Ahsani, bertujuan untuk menghapus kefakiran, mengalirkan keberkahan, serta menuntun generasi muda untuk berbuat hal baik dan menghindari hal buruk dengan mencintai Allah dan meneladani Rasul-Nya.
“Karena yang pertama memang banyak generasi muda dari kalangan embongan (jalanan) yang biasa hadir pada pengajian Gus Ali Gondrong. Yang kedua, di samping banyak sekali animo masyarakat pasca-pandemi, mereka banyak berkumpul untuk selawat bersama bermunajat bersama mendapat pencerahan dari penceramah,” tegas Kyai Ahsani.
“Manfaat lain selawat ini untuk memberikan kesan pesan untuk generasi muda agar hidup damai tanpa kekerasan, terus juga memberikan sebuah instrumen silaturahmi agar saling bersatu padu satu sama lain,” imbuh Ahsani.
Lantunan selawat dan salam kepada Rasulullah SAW disertai tarian sufi terus mengiringi sampai berakhirnya acara. Ahsani berpesan kepada peserta yang hadir untuk tetap menjaga kesatuan dan persatuan demi menghindari perpecahan.
“Ke depannya akan mengadakan selawat di kota/kabupaten lain. Rencanannya di Surabaya, Gresik, Lamongan, Probolinggo, dan beberapa tempat lain,” tutup Ahsani. (Her/red)