SUMENEP, Seputar Jatim – Gelombang inovasi pertanian di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, kian menggairahkan.
Sekelompok petani milenial di bawah binaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat kini menciptakan pupuk organik racikan sendiri.
Koordinator Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) DKPP Sumenep, Dewo Ringgih mengatakan, bahwa inovasi tersebut telah menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
DKPP turut memberikan bimbingan teknis, pendampingan laboratorium, hingga fasilitasi perizinan agar produk pupuk ini dapat segera dipasarkan secara resmi.
“Kami bantu mereka mulai dari uji kandungan pupuk di laboratorium hingga tahap pengurusan izin edar ke Kementerian Pertanian. Sekarang prosesnya sudah sampai pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB) koperasi. Setelah izin keluar, mereka bisa memproduksi massal,” ujarnya, Jumat (17/10/25).
Meski izin edar belum rampung, kelompok ini sudah menggunakan pupuk hasil racikannya di lahan sendiri, dengan hasil yang cukup menjanjikan. Tanaman tumbuh lebih subur, dan biaya produksi menurun hingga 40 persen dibanding penggunaan pupuk kimia.
Di samping itu, Ketua kelompok, Abd. Halim, menjelaskan, bahwa seluruh proses produksi dilakukan secara mandiri oleh para anggota muda di desanya. Mulai dari mengumpulkan bahan baku alami, melakukan fermentasi berhari-hari, hingga pengemasan dengan label lokal.
“Kami ingin mengubah cara pandang petani muda. Pupuk organik ini bukan sekadar produk, tapi simbol kemandirian. Target kami, setelah izin keluar, bisa kami pasarkan ke sesama petani dengan harga yang jauh lebih terjangkau dan aman bagi tanah,” katanya.
Menurutnya, pihaknya ingin menunjukkan bahwa petani muda juga bisa menjadi peneliti sekaligus pelaku usaha pertanian modern tanpa harus meninggalkan nilai-nilai lokal dan kearifan lingkungan.
Sementara itu, Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, menyambut baik semangat yang ditunjukkan kelompok ini.
Menurutnya, keberanian petani muda untuk berinovasi adalah tanda bahwa transformasi pertanian Sumenep ke arah modern dan ekologis sedang benar-benar terjadi.
“Kami ingin mencetak generasi petani baru yang tidak hanya bisa menanam, tapi juga menciptakan inovasi. Pupuk organik buatan mereka ini adalah wujud nyata kreativitas dan kemandirian. Pemerintah daerah tentu mendukung penuh,” tegasnya.
Lanjut ia menambahkan, DKPP telah menyiapkan berbagai program akselerasi petani milenial, termasuk pelatihan teknologi pertanian, manajemen usaha tani, dan sertifikasi produk pertanian lokal.
“Kami tidak ingin petani muda berhenti di ide. Harus bisa produksi, punya legalitas, dan mampu bersaing di pasar. Karena di tangan mereka, masa depan pertanian Sumenep ditentukan,” tambahnya.
Inovasi pupuk organik ini diharapkan menjadi model percontohan bagi desa-desa lain di Sumenep, bahkan di Madura.
Dengan meningkatnya kesadaran terhadap pentingnya pertanian berkelanjutan, langkah kecil para petani milenial ini bisa menjadi loncatan besar menuju kemandirian pangan dan ekologi.
“Kami yakin, perubahan besar selalu dimulai dari tangan-tangan kecil yang berani mencoba. Dan saat ini, tangan-tangan itu ada di para petani muda Sumenep,” pungkasnya.(Sand/EM)
*