Pendidikan

Sekolah Rakyat Jadi Model Pendidikan Masa Depan, Disdik Sumenep Siapkan 30 Calon Guru Lintas Keahlian

×

Sekolah Rakyat Jadi Model Pendidikan Masa Depan, Disdik Sumenep Siapkan 30 Calon Guru Lintas Keahlian

Sebarkan artikel ini
IMG 20250714 WA0060
RAPI: Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Agus Dwi Saputra, saat ditemui di kantornya (Doc. Seputar Jatim)

SUMENEP, Seputar Jatim – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, tengah mempersiapkan langkah besar dalam transformasi pendidikan daerah melalui pembentukan Sekolah Rakyat (SR), yang akan menjadi embrio pendidikan alternatif di tengah keterbatasan akses pendidikan formal di wilayah pinggiran dan kepulauan.

Sebagai langkah awal, Disdik telah menyiapkan 30 calon guru dari berbagai latar belakang keahlian. Mereka disiapkan untuk mendukung operasional SR yang melayani siswa jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), dengan pendekatan kurikulum adaptif dan kontekstual.

“Kita tidak hanya membentuk sekolah, tapi sedang membangun fondasi ekosistem pendidikan baru di Sumenep. Sekolah Rakyat dirancang untuk menjawab kesenjangan pendidikan, terutama bagi masyarakat marjinal,” kata Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Agus Dwi Saputra. Senin (14/7/2025).

Baca Juga :  Tumbuhkan Semangat Era Kejayaan Baru, Disbudporapar Luncurkan Logo Hari Jadi Sumenep Ke 757

Untuk jenjang SD, lanjut dia, telah mengusulkan 10 calon guru, meski kebutuhan awal diperkirakan hanya 5–6 orang. Sedangkan untuk jenjang SMP, disiapkan 20 calon guru guna mengimbangi kebutuhan pengajaran berbagai mata pelajaran seperti IPA, IPS, Bahasa, serta keterampilan praktis. Guru-guru ini akan mengemban peran ganda, tak hanya sebagai pengajar, tetapi juga pembimbing karakter dan fasilitator komunitas.

Yang menarik, kata dia, meskipun proses rekrutmen masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah pusat, proses identifikasi dan pemetaan kompetensi guru telah lebih dulu dilakukan.

“Kami ingin saat regulasi turun, Sumenep sudah siap mengeksekusi. Kita tidak ingin Sekolah Rakyat hanya jadi konsep, tapi benar-benar berjalan,” ujarnya.

Saat ini, proses belajar mengajar SR berlangsung secara terbatas di Gedung Sarana Pelatihan Diklat (SKD) Kecamatan Batuan. Namun, Pemerintah Kabupaten Sumenep telah menetapkan lahan seluas 10 hektare di Desa Patean, Kecamatan Batuan, sebagai kawasan pembangunan sekolah permanen.

“Sekolah Rakyat bukanlah solusi tambal sulam. Ini adalah bentuk keberanian pemerintah daerah menjawab kebutuhan pendidikan masa depan dengan pendekatan gotong royong, lokalitas, dan keberlanjutan,” tegasnya.

“Jika berhasil, model ini berpotensi direplikasi ke wilayah kepulauan lain di Sumenep, bahkan menjadi referensi nasional untuk penguatan pendidikan berbasis komunitas dan wilayah tertinggal,” pungkasnya. (Sand/EM)

*

Tinggalkan Balasan