SUMENEP, Seputar Jatim – Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo menegaskan, bahwa kebijakan efisiensi anggaran bukanlah sebuah hambatan dalam mendorong pertumbuhan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Ia pun tetap optimis dalam meningkatkan pembangunan daerah di tengah Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 tahun 2025 tentang efisiensi anggaran.
Maka dengan kebijakan tersebut, kata dia, harus menjadi tantangan bagi Pemkab Sumenep untuk lebih kreatif dan inovatif untuk mengambangkan daerah.
Menurutnya, bahwa inovasi merupakan cara yang harus diambil, agar cita-cita peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tertunaikan.
Meskipun mengalami penyesuaian anggaran di beberapa sektor, Pemkab Sumenep dibawah komandonya tetap berpegang teguh pada komitmen melayani dengan menghibahkan waktu, tenaga dan pikiran demi kepentingan masyarakat.
“Teman-teman harus lebih bersemangat, ini tantangan yang membuat kita berpikir lebih keras, bekerja lebih keras, dan lebih kreatif. Dengan kondisi efisiensi ini, kita tetap harus bisa melakukan yang terbaik untuk masyarakat, terutama dalam hal pemberdayaan ekonomi,” tegasnya, Jumat (7/3/2025).
Ada beberapa fokus utama pemerintah daerah, lanjut dia, salah satunya adalah mempertahankan dan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.
Lebih lanjut ia menegaskan, bahwa pada tahun 2024 lalu, pertumbuhan ekonomi Sumenep mengalami penurunan dari 5,35% menjadi 3,95%. Salah satu penyebabnya adalah kontraksi di sektor Minyak dan Gas (Migas) serta kendala di bidang pertanian.
“Laju pertumbuhan ekonomi kita turun karena terkontraksi dengan laporan migas yang mengalami penurunan. Selain itu, sektor pertanian juga terdampak akibat transisi panjang dari tembakau. Tembakau memang mengalami kenaikan harga hingga 100%, tapi di sisi lain, padi dan ubi tidak mencapai target produksi yang diharapkan,” jelasnya.
Menghadapi tantangan ini, Bupati 2 Periode ini memastikan, bahwa di tahun 2025 pemerintah daerah akan berupaya meningkatkan sektor pertanian agar menjadi pilar utama dalam mendukung perekonomian Sumenep.
Lanjut ia menambahkan, bahwa kondisi cuaca serta pola tanam petani menjadi faktor yang mempengaruhi hasil pertanian tahun sebelumnya.
“Tahun 2025, pertanian harus kembali ditingkatkan. Tahun sebelumnya, banyak petani yang memilih menanam tembakau dua kali karena kondisi cuaca yang mendukung dan harga jual yang tinggi. Namun, hal ini berdampak pada produksi padi yang tidak optimal. Ke depan, kami akan memastikan ada keseimbangan dalam produksi pertanian,” bebernya.
Selain fokus pada pertanian, pihaknya juga akan mendorong program pelatihan dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Ia berharap masyarakat, terutama para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), bisa memaksimalkan potensi yang ada, baik dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) maupun Sumber Daya Alam (SDA).
Dengan demikian, masyarakat bisa lebih mandiri dan tidak bergantung pada sektor-sektor yang rentan terhadap fluktuasi ekonomi.
Langkah-langkah ini, kata dia, merupakan strategi jangka panjang yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil di Sumenep.
Dengan inovasi dan perencanaan yang matang, ia optimis bahwa daerahnya bisa melewati berbagai tantangan yang ada.
“Dengan strategi yang tepat, kita bisa menghadapi tantangan ini dan tetap memberikan yang terbaik untuk masyarakat,” pungkasnya. (EM)
*