SUMENEP, SEPUTARJATIM – Awal berdirinya batik tulis ‘A-Batik’ di Sumenep, Madura, Jawa Timur, hingga berkembang pesat sampai saat ini.
Alasan untuk memilih label A-Batik, tidak terlepas dari filosofi dari awal berdirinya sentra batik tulis.
“A-Batik sendiri kami adopsi dari bahasa Madura ‘A-Bhatek’, artinya melakukan sebuah pekerjaan atau proses pembatikan. Dari hal tersebut, kemudian bisa terus berkembang dan bisa membuka lapangan pekerjaan,” kata Owner A-Batik, Sufriyadi, Senin (27/5/24).
Lanjut ia mengatakan, bahwa pihaknya belajar dari rumah ke rumah, sampai akhirnya mendapat informasi program dari Bupati Sumenep, yanga pada saat itu masih dipimpin Busyro Karim dan wakilnya Achmad Fauzi.
Diketahui, program tersebut adalah Wirausaha Muda, yang didalamnya ada pelatihan batik tulis pada tahun 2020.
“Setelah pelatihan tersebut kami bekerja di salah satu tempat produksi batik hampir satu tahun. Kemudian pada tahun 2021 kami mendapat informasi bahwa ada program dari bupati pada saat itu Bupatinya Achmad Fauzi, program tersebut adalah Santri Enterpreneur yang di dalamnya ada pelatihan membatik, kemudian setelah pelatihan tersebut kami mentekad untuk melakukan produksi sendiri,” jelasnya.
“Alhamdulillah pada tahun 2022 Kami sudah bisa menerbitkan NIB (Nomor Induk Berusaha) dan sampai sekarang Sentra batik tulis kami terus berkembang,” tegasnya.
Selain itu, kata dia, intuk pemasaran tentunya A-Batik memanfaatkan media sosial seperti FB, IG, TikTok, serta membuka toko online seperti di shopee.
Selain memanfaatkan media sosial, ia juga melakukan beberapa kerjasama dengan beberapa instansi yang ada di Kabupaten Sumenep.
“kerjasama tersebut bisa berupa pengadaan seragam atau yang lainnya, seperti mengikuti pameran-pameran yang difasilitasi oleh instansi tersebut. Pada tangg 08-12 Mei 2024 kemarin, kami mengikuti kegiatan pameran “Batik Bordir & Aksesoris Fair” yang di adakan di Gramd City Surabaya yang difasiltasi oleh Disperindag,” pungkasnya. (Sand/EM)
*