SUMENEP, seputarjatim.com- Bisnis cemara udang telah dilakoni warga pesisir Kecamatan Batang-Batang, Sumenep, Jawa Timur, sejak puluhan tahun lalu. Pohon berdaun khas ini tak hanya dijual dan dikirim ke wilayah Jawa Timur.
Seiring berkembangnya waktu, cemara udang mulai dilirik para penghobi tanaman hias di Jakarta dan Bali. Makin luasnya pasar cemara udang, membuat warga khususnya mereka yang melalukan budidaya kian bersemangat.
“Disini kita memang punya potensi lokal cemara udang. Beda dengan wilayah lainnya. Inilah yang kami manfaatkan dari segi ekonomi,” ungkap Zainal Arifin, warga Desa Dapenda, Kecamatan Batang-Batang, Rabu, 18/03/2020.
Terus menjual cemara udang, tidak lantas membuat warga menebang pohon sembarangan. Ada aturan khusus yang harus ditaati warga bersama.
“Seperti untuk pohon cemara berusia tua, tidak boleh sembarang ditebang. Kecuali dicangkok atau diambil sebagian ranting atau dahannya,” imbuh Zainal.
Mengenai kawasan tebang juga diberlakukan aturan bersama. “Tidak boleh menebang cemara yang tumbuh di wilayah pesisir pantai,” tegasnya.
Imran, warga lain memaparkan, di Kecamatan Batang-Batang juga memiliki julukan lain sebagai desa wisata cemara udang.
“Seperti di akses masuk Pantai Lombang, warga dapat berkeliling untuk sekedar melihat bonsai cemara udang kreasi penduduk setempat. Syukur-syukur bisa sambil beli satu atau dua pohon,” katanya.
Sementara itu, upaya melestarikan cemara udang juga gencar dilakukan pemerintah Kabupaten Sumenep. Selain memasang papan larang menebang cemara sembarangan, juga dilakukan pengawasan langsung oleh petugas jaga Pantai Lombang. (mg3/red)