SUMENEP, seputarjatim.com- Kasus dugaan pelecehan seksual yang terjadi di salah satu bank milik negara terus bergulir. Kurniadi, kuasa hukum terlapor berinisial S-H meminta masyarakat memahami secara utuh duduk persoalannya.
“Banyak yang belum mengerti. Karena mereka hanya bersumber dari berita yang terbit di sejumlah media. Judulnya juga dibuat bombastis. Seakan-akan klien saya ini penjahat kelas kakap. Apa masyarakat tahu yang sebenarnya?” Terang Kurniadi pada wartawan Sabtu malam, (14/10/2023).
Menurut mantan Wasekjend HMI ini, beberapa media salah menafsirkan tindakan yang dilakukan kliennya itu.
“Tuduhan soal paksaan buka tali BH, memegang lengan dan menepuk pantat, ini terjadi karena antara korban dan kliennya biasa bercanda normal demikian di lingkungan kerja. Ini dilakukan di ruang terbuka. Ada banyak orang. Tolong bedakan ya, kita berpikir logis saja,” imbuh Kurniadi.
Menurut Kurniadi, kliennya juga bingung. Karena pasca kejadian, yakni tanggal 14 Juni 2022, korban tidak merasa menjadi korban pelecehan. Namun tiba-tiba saja dua pekan setelahnya E-R melapor ke pihak berwajib didampingi sang pacar.
“Ada aktornya. Inisialnya H-P, dia yang menyuruh E-R melapor. Orang tua korban biasa saja kok. Justru si-pacar inilah yang menjadi aktor intelektual dibalik laporan tersebut,” terang Kurniadi.
Saat ini menurut Kurniadi, kliennya tersebut sudah dijatuhi hukuman berat dari bank tempatnya bekerja.
“Demosi selama dua tahun. Tidak menerima bonus dua tahun. Non job selama dua tahun. Apa masih kurang?” Tegas Kurniadi.
Pengacara senior Sumenep ini berharap masyarakat bijak memahami kasus dugaan pelecehan ini.
“Jangan terus menuntut pihak bank untuk memberi sanksi ini-itu ke klien saya. Karena semua hukuman sudah diterima dengan lapang dada kok. Asal mereka tahu saja. Klien saya ini (terlapor) adalah sahabat dekat orang tua pelapor. Sebagai atasan langsung, klien saya diminta untuk mengawasi kinerja E-R,” jelas Kurniadi.
Terpisah, sumber di internal bank milik pemerintah yang minta identitasnya dirahasiakan mengaku disiplin kerja E-R menurun sejak berpacaran dengan H-P.
“Masa sebagai teller kadang melakukan video call dengan pacar. Seharusnya HP diletakkan di locker. Kami juga kecewa dengan aksi H-P masuk ke kantor kami dan bicara arogan ke pimpinan kami saat menanyakan perkembangan kasus yang dilaporkan E-R. Pakai seragam Polsuspas masuk ke dalam kantor bentak-bentak,” terang sumber internal yang diterima seputarjatim.com. (di/red)