NewsHukum & Kriminal

Miris,, Dua Jurnalis Di Sumenep Hampir Mati Dirumah Eks Kades

1057
×

Miris,, Dua Jurnalis Di Sumenep Hampir Mati Dirumah Eks Kades

Sebarkan artikel ini
Puluhan wartawan kawal dugaan penganiayaan yang diduga dilakukan oleh eks Kades Batuampar, Kecamatan Guluk-Guluk
Foto:Puluhan wartawan kawal dugaan penganiayaan yang diduga dilakukan oleh eks Kades Batuampar, Kecamatan Guluk-Guluk

SUMENEP, seputarjatim.com -Peristiwa dugaan penganiayaan yang menimpa dua wartawan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur yang diduga dilakukan oleh mantan Kepala Desa (Kades) Batuampar, Kecamatan Guluk-Guluk bernama inisial F memasuki babak baru.

Kasus dugaan penganiayaan yang hampir membuat dua wartawan dibawah naungan Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia (AWDI) tersebut meninggal, saat ini telah resmi dilaporkan ke Mapolres Sumenep.

Berdasarkan Laporan Polisi (LP) Nomor: LP/B/85/III/2023/SPKT/POLRES SUMENEP/POLDA JATIM, mantan Kepala Desa Batuampar tersebut dilaporkan atas kasus dugaan tindak pidana penganiayaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 351 KUH Pidana.

Pasca mendapatkan bukti lapor, salah satu korban MW (inisial) membeberkan kronologis penganiayaan yang menimpa dirinya tersebut berawal saat dirinya bersama rekannya mendatangi rumah terlapor dengan maksud ingin konfirmasi kepada anak terlapor selaku Kepala Desa Batuampar berkaitan dengan dua proyek rabat beton dan proyek pengerasan jalan.

” Usai mendapat penjelasan dari Kades Batuampar kita berpamitan pulang. Berjarak sekitar 500 meter saya dan teman saya berhenti karena melihat ada bangunan Desa yang sudah rusak. Dan kita mengambil dokumentasi bangunan tersebut,” ujarnya, Minggu (26/03).

Baca Juga :  89 Korban Terbakarnya KMP Santika Nusantara Dievakuasi ke Sumenep

Kemudian, lanjut dia, Kades Batuampar tiba-tiba mendatangi kita dan kita dipaksa untuk kembali ke rumahnya.

” Setibanya di rumah Kades dan terlapor. Kades Batuampar tiba-tiba marah-marah dan kita disuruh mengaku siapa yang menyuruh liputan di Desanya. Padahal kita melakukan investigasi di Batuampar murni atas inisiatif sendiri tanpa ada yang menyuruh,” tambahnya.

Kata MW, karena Kades Batuampar ini nadanya tinggi terus sama kita, kemudian terlapor ini keluar dari dalam rumahnya. Dia juga ikut marah-marah dan memaksa kita untuk ngaku siapa yang telah menyuruh liputan di Desa Batuampar.

” Karena saya tetap mengatakan tidak ada yang menyuruh, terlapor langsung menempeleng saya berkali-kali. Dan juga memukul saya menggunakan pisau besar yang masih lengkap dengan sarungnya hingga berulang-ulang,” jelasnya.

Baca Juga :  Bupati Busyro Pantau Pilkades Serentak

Tak hanya itu saja, imbuh MW, terlapor ini juga meludahi mukanya hingga berkali-kali. Dan baju yang dipakai dibuka atau dilepas oleh terlapor.

” Saya juga mau dibakar. Disirami bensin oleh orang yang saya tidak kenal di rumah terlapor. Dan kepala saya juga dipukul pakai pentungan oleh terlapor,” jelasnya.

Atas peristiwa penganiayaan yang menimpa dirinya, MW mengalami luka robek pada bagian dalam bibirnya, hidungnya bengkak, mata kanan dan kirinya juga bengkak.

” Saya berharap laporan saya segera ditindak lanjuti oleh Polres Sumenep. Karena selain saya dianiaya seperti maling HP barang-barang lainnya dirampas,” tandasnya.

Sementara hingga berita ini dinaikkan belum ada keterangan secara resmi dari terlapor maupun Kepala Desa Batuampar.

Sebab hingga saat ini awak media masih belum mempunyai akses untuk melakukan upaya konfirmasi kepada yang bersangkutan. (Bam)

Tinggalkan Balasan