SUMENEP, SEPUTARJATIM – Paud Hi El-Fath Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar Parenting Education dengan tema ‘Mengembangkan Potensi Anak Usia Dini’.
Kegiatan itu dengan mengundang pemateri dari Surabaya guna untuk training para guru-guru tentang manajemen kelas.
Kegiatan itu digelar karena adanya perubahan-perubahan dan pembaharuan dalam sistem pengelolaan pendidikan, sehingga merasa pentin juga membutuhkan pengetahuan dan keterampilan baru yang bisa memadai.
Direktur Paud Hi El-Fath Nurul Hayati menyampaikan, bahwa disini banyak menginspirasi yang kita akan lakukan untuk menambah pengetahuan sistem pengelolaan yang baru.
“Jadi perkelas itu membutuhkan pengelolaan manajemen kelas yang lebih efektif, sehingga kita perlu kiranya mendatangkan narasumber dari Surabaya,” katanya, Sabtu (11/5/24).
Tak hanya itu, kata dia, kegiatan itu juga dikhususkan kepada ibu ibu, karena peran penting dalam pengembangan anak, tentu dukungan atau didikan dari orang tua, jadi tidak cukup hanya di sekolah saja.
Dalam kesempatan itu, narasumber Wida Almaida mengatakan, bahwa saat ini tantangan anak usia dini tantangannya banyak, yang membuat anak-anak mengalami hambatan didalam perkembangan peserta didik.
Di antaranya, perpengaruh gadget, terus pengaruh lingkungan yang tidak mendukung terhadap proses perkembangan anak misalnya contoh, rumah yang tidak mempunyai halam atau anak-anak tidak dibolehin main sama temannya.
“Akhirnya ketika disekolah dampaknya banyak. Ketika anak-anak mulai sejak kecil sudah terpapar itu banyak anak-anak yang mengalami gangguan emosi dan hambatan berbicara. Jadi anak usia dua sampai tiga tahun belum bisa berbicara, itu karena faktor gadget sehingga dampak negatifnya luar biasa,” jelasnya.
Maka dari itu, kata dia, kerjasama antara guru sama orang tua sangat penting dalam mendidik anak-anak. Salah contohnya seperti disini, yaitu dengan mengadakan ‘Parenting Education’, untuk mengajak orang tua lebih cer menyediakan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan anak, yaitu main sensorik motor, olahraga, dan lainnya.
Untuk itu, pada usia dini sebenarnya sedang mempersiapkan wadah atau sedang mempersiapkan fondasi. Kemampuan yang kita berikan stimulus itu adalah dasar supaya dia bisa berkembang ke perkembangan selanjutnya. Jadi tidak hanya literasi yang distimulasi, malah literasi itu belakangan.
“Yang harus dibangun lebih dulu justru sensorik motornya, emosinya, sosialnya, dan bahasanya baru liliterasi. Jadi persoalannya sekarang, banyak orang tua yang tidak suka terhadap sensorik motornya,” pungkasnya. (EM)
*