SUMENEP, Seputar Jatim – Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Agus Dwi Saputra, menekankan pentingnya membangun generasi yang berkarakter kuat dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital.
Sebab, di era sekarang pendidikan karakter dan akademik tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada sekolah saja, tapi kontribusi orang tua dalam mendukung perkembangan karakter anak juga perlu dilakukan.
Untuk itu, ada tiga aspek utama yang harus menjadi perhatian bersama, yaitu pembentukan karakter, peningkatan kompetensi, dan penguatan literasi.
Di era informasi yang berkembang pesat dan sulit dikendalikan, ia menilai bahwa sistem pendidikan harus lebih adaptif dan strategis agar bisa mencetak generasi yang tangguh dan siap menghadapi berbagai tantangan.
“Pendidikan karakter harus menjadi landasan utama yang mengedepankan keseimbangan antara moralitas dan etos kerja,” ujarnya, Selasa (18/3/2025).
Sebagai langkah nyata dalam membangun karakter peserta didik, Disdik Sumenep telah menerapkan program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam kurikulum sekolah dasar.
Program ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keimanan, ketakwaan, toleransi, keterampilan berpikir kritis, serta kemampuan bekerja sama dalam keberagaman.
“Anak-anak harus diajarkan untuk memahami dan menerima perbedaan, baik dalam aspek agama, latar belakang budaya, maupun cara berpikir. Ini adalah bagian dari pembentukan karakter yang kuat,” jelasnya.
Selain peran sekolah, ia juga menyoroti pentingnya kontribusi orang tua dalam mendukung perkembangan karakter anak.
Lanjut ia menjelaskan, bahwa pendidikan karakter sejatinya dimulai dari rumah.
“Anak-anak menghabiskan waktu sekitar delapan jam di sekolah, tetapi sebagian besar waktunya tetap berada di lingkungan keluarga. Oleh karena itu, orang tua harus memiliki kedekatan emosional dengan anak agar mereka merasa nyaman berbagi cerita dan pengalaman,” jelasnya.
Era sekarang, kata dia, banyak orang tua saat ini yang menyerahkan sepenuhnya pendidikan kepada sekolah, tanpa membangun kedekatan dengan anak-anak mereka.
Padahal, komunikasi antara orang tua dan anak sangat penting untuk memastikan bahwa nilai-nilai yang diajarkan di sekolah juga diterapkan di rumah.
“Kita ingin ada kedekatan antara orang tua dan anak. Jangan hanya menyerahkan pendidikan ke sekolah. Anak-anak harus merasa nyaman bercerita kepada orang tuanya tentang apa yang mereka pelajari di sekolah,” bebernya.
Dengan adanya peran aktif orang tua dan sinergi antara keluarga dan sekolah, Disdik Sumenep berharap dapat menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter kuat dan kemampuan berpikir kritis.
“Literasi bukan hanya membaca dan menulis, tetapi juga memahami dan mengelola informasi dengan benar. Banyak anak sekarang membaca cepat tanpa memahami isinya, ini yang harus diperbaiki,” harapnya.
Selain itu, Mantan Kepala Disperindag Sumenep ini menambahkan, bahwa kompetensi dalam ilmu pengetahuan juga perlu diperkuat.
Literasi tidak boleh hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga harus mencakup pemahaman yang mendalam, berpikir kritis, serta kemampuan mengelola informasi secara efektif.
“Kita ingin membentuk generasi yang tidak hanya memiliki akhlak yang baik, tetapi juga rajin serta berorientasi pada kinerja. Jangan sampai seseorang hanya jujur tetapi malas, atau rajin namun kurang memiliki integritas,” tandasnya.
Di era digital seperti saat ini, kata dia, pemahaman literasi harus lebih luas dari sekadar membaca teks. Ia pun mengingatkan bahwa banyak orang hanya membaca informasi sekilas tanpa benar-benar memahami isinya.
“Sering kali orang membaca informasi secara cepat, seperti saat menerima pesan WhatsApp yang panjang, tanpa benar-benar memahami inti dari pesan tersebut. Ini adalah tantangan tersendiri yang perlu kita atasi,” pungkasnya.