SUMENEP, Seputar Jatim – Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudporapar) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menyiapkan beberapa kebijakan untuk melestarikan seni dan budaya lokal.
Kepala Disbudporapar Sumenep, Moh. Iksan menyampaikan, telah mengambil beberapa langkah kebijakan dalam rangka melestarikan kebudayaan di Kota Keris.
“Saya sudah perintahkan kepada Kabid Kebudayaan, untuk melakukan pemantauan secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pelaku kesenian,” ungkapnya. Senin (10/3/2025).
Dengan begitu, ia pun langsung mengukur aktivitas-aktivitas para pelaku kesenian, untuk dijadikan dasar dalam melakukan kebijakan pemberdayaan. Sehingga program yang sudah dicanangkan untuk kesenian bisa berjalan sesuai harapan.
“Kami selalu memberikan penghargaan dan perhatian kepada tokoh-tokoh kesenian yang merupakan wujud kehadiran pemerintah,” bebernya.
Upaya berikutnya yang akan dilakukan, pihaknya melibatkan kesenian dalam acara-acara resmi pemerintah. Termasuk, ketika penyambutan tamu jika mendapat kunjungan dari daerah lainnya ke Kabupaten Sumenep.
Tidak hanya itu, kata dia, setiap tahunnya selalu mengkolaborasikan kesenian melalui pagelaran kalender event pariwisata. Dengan begitu pelaku kesenian tidak kehilangan panggung dan terus bisa menampilkan karyanya.
“Kita selalu tampilkan dalam penyambutan tamu, seperti kegiatan Gala dinner kemaren, kita juga mempunyai kalender even yang tujuannya dalam kerangka berkomunikasi dan pemberdayaan kepada seniman, dengan melibatkan mereka,” tegasnya.
Ia pun meminta para pelaku kesenian, seperti Tong-Tong, Tari Moang Sangkal dan beberapa komunitas kesenian lainnya untuk tampil di beberapa destinasi pariwisata.
“Misalnya klenengan, tari kita tampilkan di Pendopo Agung Keraton Sumenep, dangdut di pantai lombang dan slopeng setiap minggu mereka tampil,” ucapnya.
Lebih lanjut, Iksan menambahkan, bahwa langkah-langkah itu dilakukan sebagai wujud komitmen untuk melestarikan seni dan budaya yang merupakan warisan dari pendahulu.
“Kesenian dan kebudayaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjalan sebuah daerah dan harus diwariskan, secara turun-temurun untuk membentuk identitas,” ungkapnya.
“Untuk semua itu, membutuhkan Dana Hampir Rp 6,1 milliar untuk mendukung kalender event yang sudah dicanangkan, termasuk didalamnya melibatkan seni dan kebudayaan lokal Sumenep,” pungkasnya. (Sand/EM)
*