SUMENEP, SEPUTARJATIM – Implementasikan elemen jati diri dari Kurikulum Merdeka, PAUD H.I El Fath Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar program penghargaan “Aku Bisa”.
Diketahui, kegiatan tersebut diambil sebagai upaya untuk memberi pemahaman kepada anak tentang statusnya sebagai makhluk Allah SWT dan memiliki kemampuan serta potensi diri yang dianugerahkan oleh-Nya.
“Elemen jati diri dari kurikulum merdeka itu dinyatakan di situ bahwa anak-anak itu perlu dikenalkan untuk memahami dirinya, bahwa dirinya itu salah satu makhluk Allah. Yang kedua bahwa dirinya itu memiliki kemampuan, kekurangan, kelebihan punya potensi yang diberikan Allah,” kata Direktur PAUD H.I El Fath Nurul Hayati, Sabtu (02/03/2024).
Lanjut ia menegaskan, bahwa program tersebut sebagai bentuk upaya menyadarkan para peserta didik, bahwa mereka adalah bagian dari sebuah kelompok atau komunitas.
Sehingga kegiatan itu bisa meningkatkan kepercayaan diri anak. Maka ketika dewasa mereka tidak mudah terombang-ambing arus pergaulan, sebab dirinya memiliki pemahaman jati diri yang baik.
“Sehingga anak itu ke depannya itu, lebih bisa mengarahkan dirinya tanpa harus ikut terombang-ambing, karena dirinya sudah paham jati dirinya baik sebagai individu maupun warga Indonesia,” tegasnya.
Kemudian, kata dia, ketika anak sudah paham konsep jati diri, maka ia tidak mudah terprovokasi pengaruh tidak baik dari luar dirinya. Sebab, jati diri seorang anak tumbuh dari dalam dan dipengaruhi lingkungan sekitar.
“Sehingga anak-anak tidak jauh dari karakter budaya yang ada di sekitarnya. Anak memahami dia bagian dari lingkungan. Sehingga itu perlu menjadi identitas dirinya juga. Jati diri itu ada yang tumbuh dari dalam ada potensi yang diberikan Allah, juga dari pengaruh lingkungan sekitar,” ujarnya.
Di samping itu, kata dia, kesuksesan program penghargaan tersebut tidak lepas dari kontribusi para orang tua melalui ide-ide yang mereka sumbangkan demi kemeriahan acara.
“Kita coba untuk meningkatkan lebih banyak orang tua berkontribusi dalam pola pendidikan di El Fath. Itu kita dapatkan dalam melatih anak-anak pentas di masing-masing kelas. Ternyata cukup sukses orang tua antusias, anaknya antusias gurunya juga akhirnya tambah semangat,” ucapnya.
Sementara itu, seorang wali murid Muhammad Saleh Hadi Pradita mengaku, bahwa para orang memang ikut serta memberi ide hingga konsep-konsep itu mampu mensukseskan acara tersebut.
“Konsep dari orang tua, biar orang tua kan sudah mengerti konsepnya, minimal ikut lagi dan memeriahkan,” bebernya.
Oleh karena itu, dia pun, tidak heran jika kesan serta nuansa seni dan budaya terlihat cukup kuat. Sebab banyak para wali murid yang merupakan pecinta seni dan budaya, sehingga ide-ide yang diberikan pun tak lepas dari kedua poin itu.
“Untuk El Fath ke depan mungkin jangan hanya mengadakan kegiatan untuk sekolahnya saja, tapi untuk Sumenep juga,” imbuhnya. (EM)
*