SUMENEP, Seputar Jatim – Songennep Parjugha, menjadi program unggulan dalam proses pembelajaran kurikuler PAUD HI El-Fath Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Kegiatan tahunan ini berlangsung meriah di halaman Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan, (Diskoperindag) Kabupaten Sumenep.
Diketahui, kegiatan tersebut menjadi edukasi pembelajaran positif bagi pengembangan anak-anak untuk lebih memahami, meneliti, dan mempraktekkan.
Dan Songennep Parjugha merupakan sebuah acara yang mengangkat tema-tema kedaerahan muatan lokal, sehingga bekerjasama dengan (Diskoperindag).
Direktur PAUD HI El-Fath, Nurul Hayati mengatakan, bahwa pada kali ini sengaja mengangkat tema bambu atau anyaman bambu, karena disisi lain bambu juga merupakan warisan dari nenek moyang kita.
“Walaupun sekarang bambu semakin berkurang, tapi bambu itu banyak digunakan manusia pada jaman dulu,” katanya. Sabtu (2/11/24)
Maka dari itu, lanjut dia, pihaknya mengkemas pembelajaran selama dua minggu untuk mengenal lebih dalam tentang bambu, yang dimana bambu itu untuk kebutuhan manusia ternyata banyak manfaatnya.
“Jadi anak-anak itu selain mengenal dan mempelajari tentang bambu, juga diajarin tentang keterampilan menganyam bambu. Dari anyaman itu, anak sebenarnya belajar pola atau melatih motorik halus mereka,” bebernya.
Lanjut ia menegaskan, jadi nanti anak-anak saat pulang kerumah bisa berfikir untuk lebih kreatif daripada main Handphone. Sehingga bisa lebih terampil atau mempraktekkan tentang hal-hal yang baru dari anyaman bambu.
“Karena peralatan tradisional bambu ini lebih sehat dari pada peralatan yang sekarang itu, juga lebih hemat. Dan lain daripada itu, sebenarnya untuk membangun kebersamaan dalam keluarga,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Industri Diskoperindag Sumenep, Agus Eka Hariyadi menyampaikan, bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar kegiatan bermain bagi anak-anak, melainkan langkah penting dalam memperkenalkan budaya lokal yang bernilai tinggi.
“Anyaman bambu adalah warisan yang harus terus dijaga, dan mengenalkannya kepada anak usia dini dapat menjadi upaya pelestarian yang berkelanjutan,” tandasnya.
Ia berharap, melalui kegiatan ini dapat memberikan gambaran akan pentingnya edukasi sejak usia dini.
“Jadi bagaimana nanti, kerajinan anyaman bambu bisa menjadi produk unggulan Sumenep yang tak hanya dikenal di pasar lokal, tapi juga mampu menembus pasar nasional hingga internasional,” harapnya. (Sand/EM)
*