SUMENEP, Seputa Jatim – Upacara Hari Jadi Sumenep, Madura, Jawa Timur, murni menggunakan Bahasa Madura, sebagai bentuk pelestarian terhadap bahasa daerah.
Sastrawan dan Budayawan Sumenep, Ibnu Hajar mengatakan, bahwa di Hari Jadi Kota Keris, pihaknya turut senang karena upacara menggunakan bahasa lokal.
“Karena diakui atau tidak, selama ini masyarakat kita terutama anak-anak mudanya untuk berbahasa Madura yang baik dan benar (tingkatan bahasa, red) jarang sekali mereka menguasai itu,” bebernya. Kamis (31/10/2024).
Ia pun sangat mendukung, dan merasa bangga ketika upacara hari jadi itu menggunakan bahasa lokal yaitu bahasa madura.
“Karena ini merupakan bentuk kewajiban kita untuk tetap melestarikan dan memperkenalkan kepada anak-anak kita, cucu kita sebagai generasi mendatang,” kata pria berkacamata itu.
Salah satu cara, yaitu memperkenalkan tapi bukan berarti mereka tidak kenal, tapi bagaimana yang sebenarnya berbahasa madura.
“Bahasa Madura yang kita ketahui itu banyak tingkatannya, jadi seperti apa harusnya berbahasa madura yang baik dan benar itu,” tegasnya.
Lanjut ia menyampaikan, dalam hal ini tidak hanya dalam rangka upacara hari jadi, dalam sehari-hari kita harus sebenarnya berbahasa Madura.
“Bahkan paling tidak bagaimana Pemerintahan Kabupaten Sumenep, misalnya untuk hari jumat dalam sehari ful wajib berbahasa madura, ini sepele tapi punya efek besar,” paparnya.
“Atau juga dalam obrolan di sekolah juga sangat bisa diterapkan, terkecuali di dalam kelas. Jadi ini sebagai bentuk implementasi untuk mengajarkan kepada generasi kita bagaimana tingkatan bahasa madura yang baik dan benar,” imbuhnya.
Sementara itu, Plt Bupati Sumenep, Dewi Khalifah mengatakan, bahasa madura adalah jati diri. Ketika berbicara dengan bahasa daerah jadi tidak hanya sebatas berkomunikasi, tetapi juga merawat nilai-nilai budaya yang diwariskan leluhur.
Ia menambahkan, bahwa banyak bahasa lokal di Tanah Air yang terancam punah, karena generasi muda yang lebih memilih berbahasa Indonesia atau bahasa asing dalam keseharian mereka.
“Lewat upacara ini, saya baru menyadari bahwa bahasa daerah kami menyimpan banyak kisah dan nilai moral. Saya bangga menjadi bagian dari upaya pelestarian ini.” pungkasnya. (Sand/EM).
*