SUMENEP, Seputar Jatim – Program Santri Entrepreneur sudah resmi dibuka sejak tanggal 11 Juli 2024 kemarin.
Program ini dibuka di Pondok Pesantren Al-Ittihad Lenteng, Sumenep, Madura, Jawa Timur, sekaligus memulai pelaksanaan membatik.
Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Moh. Ikhsan mengatakan, untuk anggaran tahun ini yaitu Rp. 998 juta untuk lima kegiatan.
“Alhamdulillah Bupati, Kapolres, Dandim, dan Kejari, serta beberapa OPD yang diundang datang semuanya,” katanya, Senin (29/7/2024).
“Jadi kita bisa langsung melihat dan menyaksikan pelatihan membatik, karena hasil wirausaha karya batik santri dan lainnya itu sangat digemari oleh masyarakat,” ujarnya.
Maka dari itu, kata dia, Disbudporapar mengambil kembali pelatihan membatik yang ada di lembaga tersebut.
“Untuk plasma kedua, melaksanakan pelatihan angkringan. Itu dilaksanakan di salah pondok Pesantren yang berada di Rubaru. Angkringan ini bukan sembarang angkringan, tapi harapannya, pada waktu itu sudah disampaikan ke bupati, bagaimana bisa dikunjungi oleh anak-anak muda yang senang diskusi terhadap problematika pembangunan yang ada di Kabupaten Sumenep. kemudian ketika selesai pelatihan langsung diberikan peralatan untuk mengembangkan usahanya,” paparnya.
Untuk plasma ketiga, sambung Iksan, juga melakukan pelatihan menyulam yang ada di Pondok Pesantren Aqidah Usymuni, karena keterampilan sulam ini banyak diminati oleh para desainer yang ada di International.
“Kemudian plasma ke empat, kita melaksanakan pelatihan diving yang diselenggarakan di pantai Gili Labak, hal itu sebagai bentuk pengembangan potensi wisata di sana. Jadi target 2024 ini, mau meletakkan peralatan diving di sana,” bebernya.
Ia juga menyampaikan, untuk plasma ke-lima, melaksanakan kegiatan pelatihan Tekhnologi Tepat Guna (TTG) pembuatan tepung ikan, yang nantinya akan dilaksanakan di Pesantren Al-Huraba Sapeken. Dapat diketahui bahwa potensi ikan lebih banyak di kepulauan utamanya di Sapeken.
Oleh karena itu, tentunya fasilitas peserta sangat dipandang, dan apabila sudah selesai kegiatan pasti akan dikasih uang transport dan lain sebagainya, dan itu pun bergantung kepada penyelenggara.
“Dan kita punya target dalam tahun 2024 ini 100 anak muda yang ada di pesantren punya keterampilan untuk berwirausaha,” tegasnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, bahwa kegiatan ini sudah mulai dari tahun 2021. Bahkan, sudah bisa dilihat beberapa wirausaha yang sukses salah satunya itu A-Batik Bluto.
“Dan tidak bisa menyatakan 100 persen sukses atau gagal, namun target utamanya bagaimana anak-anak yang ada di pesantren memiliki wirausaha, dan dalam bulan September besok sampai Desember akan terjunkan tim dari pora untuk melihat satu-persatu wirausaha itu,” pungkasnya.* (Sand/EM)