Regional

Momentum HPN 2024, Budayawan Sumenep Minta Insan Pers Lakukan Gerakan Introspeksi: Kebebasan Pers Penting, Tapi Kebebasan yang Tidak Kebablasan

119
×

Momentum HPN 2024, Budayawan Sumenep Minta Insan Pers Lakukan Gerakan Introspeksi: Kebebasan Pers Penting, Tapi Kebebasan yang Tidak Kebablasan

Sebarkan artikel ini
Budayawan Sumenep, Ibnu Hajar, menaruh harapan besar kepada insan pers di Kota Keris

SUMENEP, SEPUTARJATIM – Pada momentum Hari Pers Nasional (HPN) 2024, Budayawan Sumenep, Madura, Jawa Timur, Ibnu Hajar, menaruh harapan besar kepada insan pers khususnya di Wilayah Ujung Timur Pulau Madura.

“Saya sebagai insan pers juga, artinya gerakan-gerakan atau karya-karya jurnalistik yang terbangun pada saat ini, paling tidak mampu memberikan nuansa edukatif dan memberikan nuansa bagaimana informamasi dan fakta itu sampai di masyarakat,” ujarnya, saat dihubungi melalui sambungan WhatsApp, Sabtu (10/2/2024).

Menurutnya, ketika teknologi digital seperti sekarang ini sudah mulai menjamur, hingga informasi sudah berada di genggaman, maka akan menjadi sebuah tantangan besar bagi insan pers.

Sebab, dalam sepanjang sejarah insan pers dituntut harus bisa melakukan gerakan introspeksi, baik dalam sumber daya manusia (SDM) dan kualitas karya harus terbangun sehingga dari tahun ke tahun ada peningkatan.

Baca Juga :  Bupati Kota Keris dan Direktur BPRS Bhakti Sumekar Dapat Penghargaan dari PWI Sumenep pada Puncak Perayaan HPN 2024

“Sehingga mampu memberikan pencerahan yang luar biasa kepada masyarakat. Kalau kemarin kita diramaikan dengan isu haoax misalnya, tapi dalam konteks sekarang kenapa bisa muncul ini,” ucap wartwan senior itu.

Terus kemudian, kata dia, tantangan berikutnya yaitu masyarakat saat ini sudah mengganti peran pers dengan adanya media sosial (medsos), maka dengan hal itu masyarakat sangat gampang untuk membangun opini.

“Jadi stigma yang terbangun di masyarakat ini menjadi tantangan bagi kita, sebagai insan peres untuk menjadi garda terdepan, bagaimana bisa memberikan atau menyuguhkan antara fakta dan haox. Barangkali sesuatu yang yang ini yang tidak memberikan edukasi yang luar biasa kepada masyarakat,” bebernya.

Tapi yang tidak kalah penting di momentum HPN 2024 ini, Ibnu Hajar, berharap insan pers sudah mampu menyajikan hal-hal yang luar biasa kepada pembaca, pendengar atau penikmat karya jurnalistik.

Baca Juga :  PAUD EL Fath Sumenep Resmi Buka Pendaftaran Peserta Didik Baru hingga Maret 2024 Mendatang

“Jadi mohon maaf ya, ketika dewan pers mengeluarkan tentang bagaimana ada Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Jadi maaf, maaf dalam tanda petik, begitu gampangnya kita membuat atau menerbitkan media atau perusahaan media sekarang, tapi itu harus diimbangi oleh sumber daya-sumber daya yang mampu dan yang mempuni dibidangnya,” tegasnya.

“Maaf ya, menunjukkan kartu pers keliling dengan gaya wartawan dan semacamnya, tapi dia tidak bisa menulis, bahkan teknik wawancara pun tidak bisa, ini akan menjadi tragedi,” tandasnya.

Lanjut ia menyampaikan, ketika krans kebebasan ini sudah dibuka oleh pemerintah seperti era sekarang, sehingga hal ini menjadi tantangan yang luar biasa. Dengan begitu, insan pers harus mampu membangun perspektif kepada masyarakat, untuk memberikan informasi yang edukatif dan sesuai fakta.

“Insan pers ibaratnya, kan gini ya, ibarat malaikat Jibril lah, jadi malaikat Jibril itu kan pengantar wahyu dari Allah kepada Rasulullah. Nah, kita kepada masyarakat, dari birokrasi kepada masyarakat, dari masyarakat kepada birokrasi, kita adalah sebuah jembatan, ketika jembatannya itu kuat, ketika jembatannya itu indah, ketika jembatannya itu memberikan ruang yang seluas-luasnya, maka siapa yang melintas di atasnya akan senang dan akan menjadi tersenyum itu loh,” tuturnya.

“Jadi, artinya memang kebebasan pers penting, tapi kebebasan yang tidak kebablasan. Maaf ya! saat ini banyak sudah kejadian-kejadian yang dalam tanda petik yang mencoreng citra insan pers,” sambungnya.

Baca Juga :  Jelang HPN 2024, PWI Sumenep Lakukan Ziarah Makam Wartawan Senior

Untuk itu, di momentum HPN 2024, ia berharap jurnalisme di Kota Keris, harus mampu memberikan pencerahan, dan tidak hanya mampu mengkritik, tapi bisa mengkoreksi kemampuan dirinya sendiri.

“Kita tidak hanya mengedukasi masyarakat, tapi mampu juga mengedukasi diri sendiri,” harapnya. (EM)*

Tinggalkan Balasan