JOMBANG, seputarjatim.com- Relawan Kiyai Muda Jawa Timur (Jatim) pendukung Ganjar Pranowo berkomitmen ikut memperkuat ekonomi dan ketahanan pangan Indonesia, khususnya lingkungan pondok pesantren yang berada di Jombang.
Karena itu, mereka menggelar seminar dan pelatihan bertema Pembinaan Ekonomi dan Ketahanan Pangan melalui budi daya tanaman sacha inchi di Pondok Pesantren Fathul Ulum, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Kamis (23/2/2023).
“Kami Kiyai Muda Jatim mengadakan seminar ini lewat pemberdayaan kacang sacha inchi sebagai wujud aku bangga menjadi petani,” ungkap Koordinator Wilayah Kiyai Muda Jatim Ali Baidlowi setelah pelatihan tersebut.
Menurut pria yang akrab disapa Gus Ali ini, kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka mengajak santri dan warga sekitar ponpes untuk menggiatkan ketahanan pangan dan ekonomi melalui pembudidayaan tanaman sacha inchi yang manfaatnya sangat banyak.
“Pertanian ini belakangan luntur di kalangan anak muda. Kami membuat pelatihan ini. Pesantren ini punya lahan yang sangat luas untuk budi daya pertanian seperti bibit kacang sacha inchi. Kegunaan buah dari tanaman ini banyak sekali, termasuk untuk mencegah stunting pada anak,” jelasnya.
Gus Ali melanjutkan, bibit kacang ini yang sudah ditanam selama enam bulan akan mengahasilkan buah siap panen yang nanti bisa diolah. “Setelah penanaman ini, enam bulan bisa diolah menjadi minyak untuk kesehatan, kosmetik, dan lain-lain,” ujarnya.
Gus Ali berharap warga sekitar Pondok Pesantren Fathul Ulum dan santri bisa terus memberdayakan kacang sacha inchi sehingga makin berkembang dan berdampak bagi ekonomi pesantren.
“Kami berharap para santri dan warga sekitar ponpes yang mengikuti seminar ini tidak lelah dan jenuh untuk terus bertani Ada jenis tanaman yang mudah dikembangkan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Contohnya bibit kacang sacha inchi yang nanti tanamannya bisa diolah sedemikian rupa,” katanya.
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Fathul Ulum Jombang Ahmad Habibul Amin menyambut baik dukungan pemberian bibit kacang sacha inchi tersebut dari Kiyai Muda Jatim. Dia juga menyatakan ponpesnya mengajarkan pertanian dan peternakan kepada para santri agar mandiri ke depannya.
“Santri kami diajarkan keahlian pertanian dan peternakan. Kami sedang mengembangkan tani kacang ini. Pesantren menjadi sebuah tempat pencetak pejuang pangan atau petani,” ucapnya setelah mempraktikkan cara budi daya kacang sacha inchi di lokasi.
Anggota Asosiasi Pesantren Se-Jawa Timur tersebut menyatakan Pondok Pesantren Fathul Ulum merupakan ponpes pertama yang mampu membudidayakan kacang sacha inchi.
“Fathul Ulum bangun gerakan menjadi petani. Salah satunya superfood. Yaitu, kami budidayakan sacha inchi. Tanaman sacha ini banyak mengandung omega 3, 6, dan 9 serta vitamin E dan A. Biji kacang ini juga bisa diolah menjadi skin care, sabun, sampo, dan lain-lain,” katanya.
Dengan pemberian bibit kacang ini, ponpes akan merangkul masyarakat untuk bersama-sama membudidayakan kacang ini. Kami kembangkan dan berdayakan masyarakat. Kami ajak masyarakat menanam, pesantren mengolahnya menjadi beberapa produk. Kami harus berdaulat di bidang pangan dan kesehatan,” ungkap Kiyai Ahmad.
Dia menjelaskan kacang yang ditanam ini mulai berbunga dalam waktu tiga bulan dan berbuah saat enam bulan. “Kami menanam tiga bulan kacang sacha inchi mulai berbunga, enam bulan sudah panen. Tanaman ini bertahan hingga 10-15 tahun.
Ahmad juga menuturkan penjualan hasil kacang sacha inchi ini sangat bagus. Banyak peminat yang membelinya untuk diolah kembali menjadi minyak sacha dan produk skin care
“Alhamdulillah pasar luar biasa. Hasil olahan ini bisa menjadi sacha oil. Ini menjadi bahan baku skin care, sabun, sampo. Sampo akan dibuat di pondok. Kami harus berdaulat dari hulu sampai hilir. Kami berinisiatif mengajak pesantren-pesantren untuk bersatu membudidayakan kacang ini,” jelasnya. (her/red)