SUMENEP, Seputar Jatim – Perusahaan Rokok (PR) Bahagia, milik pengusaha lokal Haji Mukmin (Bos HM), resmi membuka gudang pembelian sejak awal Agustus 2025.
Untuk target yang dipasang, yaitu sebanyak 600 hingga 700 ton tembakau yang siap diserap hingga akhir September mendatang.
Bahkan, PR Bahagia melaporkan rencana pembelian tersebut secara resmi kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, sebagai bentuk transparansi usaha sekaligus komitmen untuk menyejahterakan ribuan petani tembakau.
“Alhamdulillah, pembelian sudah berjalan tiga hari. Rata-rata setiap hari masuk 200–250 bal, kalau dihitung sekitar 10 ton,” katanya, saat ditemui awak media, Kamis (28/8/2025).
Sejak dua tahun terakhir, PR Bahagia konsisten menerapkan kebijakan pembelian tembakau tanpa sampel. Seluruh hasil panen ditimbang utuh, tanpa ada potongan.
Kebijakan tersebut sejalan dengan anjuran Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, yang meminta tata niaga tembakau berjalan adil dan transparan.
“Kami tetap komitmen, tidak mengambil sampel sama sekali. Itu penghargaan untuk jerih payah petani,” jelasnya.
Kebijakan ini menjadi pembeda, kata dia, karena praktik pengambilan sampel di sejumlah tempat selama ini sering dianggap merugikan petani.
Maka dengan sistem baru, petani kini merasa lebih aman dan hasil panennya dibayar penuh. Sebeb, langkah bisnis itu tidak hanya soal target kuantitas tetapi untuk kemakmuran para petani tembakau.
Untuk musim 2025, lanjut ia menjelaskan, PR Bahagia mematok harga daun bawah pada kisaran Rp45 ribu–Rp65 ribu per kilogram.
Sedangkan daun tengah dihargai lebih tinggi, hingga Rp76 ribu per kilogram, terutama tembakau dari kawasan pegunungan.
“Yang mahal ya daun tengah dan daun atas. Tapi sekarang masih musimnya daun bawah,” ujar Bos HM itu.
Meski cuaca menjadi tantangan, kualitas tembakau tahun ini dinilai cukup baik. Ia juga memastikan harga tetap stabil agar petani tidak dirugikan oleh fluktuasi pasar.
Target pembelian hingga 700 ton diperkirakan akan menggerakkan perputaran ekonomi yang signifikan di Sumenep.
Sehinggaa ribuan petani tembakau di Ganding, Pragaan, Lenteng, Rubaru, hingga kecamatan lain akan merasakan manfaatnya.
Selain petani, ratusan tenaga kerja lokal juga ikut terserap. Mulai dari buruh harian di gudang, hingga sopir dan pekerja angkut hasil panen, semua ikut mendapat dampak positif dari geliat industri ini.
“Semoga semua pihak mendapat manfaat. Petani senang, perusahaan bisa terus jalan, dan pemerintah melihat perekonomian masyarakat bergerak,” harapnya.
Tak hanya itu, PR Bahagia memandang musim tanam 2025 bukan sekadar transaksi bisnis, tetapi juga momentum memperkuat industri rokok lokal.
Dengan prinsip transparansi, harga kompetitif, dan dukungan Pemkab, pihaknya pun yakin ekosistem tembakau di Sumenep akan semakin sehat dan berkelanjutan.
“Harapan kami, upaya ini memberi dampak jangka panjang bagi kesejahteraan petani sekaligus mendorong pertumbuhan industri rokok Madura,” pungkasnya. (EM)
*