Daerah

Bank BPRS Bhakti Sumekar Buka Rekening Khusus untuk BUMDes Demi Dukung Ketahanan Pangan Lokal

×

Bank BPRS Bhakti Sumekar Buka Rekening Khusus untuk BUMDes Demi Dukung Ketahanan Pangan Lokal

Sebarkan artikel ini
IMG 20250615 WA0020
GAGAH: Direktur Utama Bank BPRS Bhakti Sumekar, Hairil Fajar, saat ditemui di ruang kerjanya (Doc.Seputar Jatim)

SUMENEP, Seputar Jatim – Bank BPRS Bhakti Sumekar, bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Sumenep, Madura, Jawa Timur, untuk memperkuat peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Koperasi Desa Merah Putih demi mewujdkan kemandirian ekonomi desa serta mendukung ketahanan pangan berbasis lokal.

Direktur Utama Bank BPRS Bhakti Sumekar, Hairil Fajar menyampaikan, bahwa ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama, termasuk dari tingkat desa.

“Bank BPRS siap menjadi mitra aktif dalam membangun ekosistem pangan yang berkelanjutan sesuai potensi tiap desa,” ujarnya, Minggu (15/6/2025).

Dengan begitu, Bank BPRS Bhakti Sumekar membuka rekening khusus untuk BUMDes yang bergerak di sektor pangan.

Menurutnya, langkah ini untuk memperkuat kelembagaan, mempermudah akses pembiayaan, dan meningkatkan transparansi pengelolaan dana desa.

Baca Juga :  PSM 9 UKM Sanggar Lentera STKIP PGRI Sumenep Resmi Dibuka, Ciptakan Ekosistem Kreatif Rakyat

“Rekening ini kami siapkan agar BUMDes bisa lebih profesional dalam mengelola keuangan dan program-program ketahanan pangan,” jelasnya.

Tak hanya di wilayah daratan, program ini juga menyasar desa-desa kepulauan seperti Sapeken, Arjasa, dan Kangayan. Sebab, wilayah tersebut memiliki potensi besar di sektor pangan namun selama ini belum tergarap maksimal.

“Kami ingin desa-desa di kepulauan memiliki akses yang sama terhadap layanan keuangan inklusif dan berkelanjutan,” bebernya.

Ia pun menilai bahwa penguatan BUMDes sebagai pelaku ekonomi lokal akan mempercepat upaya kedaulatan pangan.

Untuk itu, ia berharap BUMDes mampu mengelola lahan produktif, memanfaatkan hasil pertanian lokal, dan memperkuat distribusi pangan hingga pelosok desa.

“Ketahanan pangan paling efektif dibangun dari desa. Kuncinya ada pada kolaborasi, kepercayaan, dan pemberdayaan ekonomi lokal,” pungkasnya. (EM)

*

Tinggalkan Balasan