Bea Cukai Madura Akui Ratusan Pabrik Rokok Lokal Jadi Penggerak Ekonomi Warga Pulau Garam

- Redaksi

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 06:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BERKUMPUL: Kepala KPPBC TMP C Madura, Novian Dermawan, saat menemui Masa Aksi Demonstrasi dari 11 Lintas Ormas di Madura di depan Kantornya di Pamekasan (Foto Istimewa)

BERKUMPUL: Kepala KPPBC TMP C Madura, Novian Dermawan, saat menemui Masa Aksi Demonstrasi dari 11 Lintas Ormas di Madura di depan Kantornya di Pamekasan (Foto Istimewa)

PAMEKASAN, Seputar Jatim – Di tengah tantangan pengangguran dan harga tembakau yang kerap berfluktuasi, industri rokok lokal di Madura, Jawa Timur, justru menampakkan geliat yang kian menguat.

Tidak hanya menjadi tumpuan bagi para buruh linting dan petani, sektor ini kini menjadi salah satu penopang utama roda perekonomian pulau garam.

Dari data Kantor Bea Cukai Madura mencatat, sedikitnya 273 pabrik rokok baru berdiri dalam beberapa tahun terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mayoritas bergerak di segmen rokok kretek linting tangan, yang dikenal padat karya dan menyerap tenaga kerja manual dalam jumlah besar.

“Industri rokok ini bukan hanya soal produksi, tapi juga tentang kehidupan ribuan orang. Dari petani, sopir, buruh linting, hingga pedagang kecil, semua ikut bergerak,” ujar Kepala KPPBC TMP C Madura, Novian Dermawan, saat menemui ratusan peserta aksi demonstrasi di Pamekasan, Rabu (13/8) kemarin.

Baca Juga :  Pemkab Sumenep Tunjuk BPRS Bhakti Sumekar Kelola Keuangan Koperasi Desa Merah Putih

Menurutnya, keberadaan pabrik-pabrik tersebut telah menurunkan angka pengangguran dan memicu pertumbuhan ekonomi desa.

“Semakin banyak pabrik beroperasi, semakin kecil angka pengangguran, dan ini berdampak langsung pada menurunnya tingkat kriminalitas,” tegasnya.

Meski demikian, Novian mengaku ada tantangan besar, seperti memastikan kepatuhan aturan cukai dan memberantas praktik ilegal.

Menanggapi maraknya isu dugaan “upeti” dari pelaku usaha kepada pihak tertentu yang sempat mencuat, ia menyatakan “Bea Cukai siap membangun sistem yang adil, terbuka, dan transparan.”

Sementara, suara dari Buruh Pabrik: ‘Bekerja Dekat Rumah, Rezeki Lebih Terjamin’. Salah satu pabrik yang menjadi tumpuan harapan baru adalah PR DRT Group yang ada di Kecamatan Lenteng Sumenep. Sejak berdiri beberapa tahun lalu, pabrik ini menyerap puluhan tenaga kerja lokal, termasuk Endang, seorang ibu rumah tangga.

“Dulu saya hanya mengandalkan penghasilan keluarga, Sekarang saya ikut membantu, dan gaji bulanan membuat hidup lebih tenang,” tutur Elly saat ditemui di tempat kerjanya.

Selain itu, dampak adanya Pabrik Rokok Lokal juga dirasakan oleh Badrul, Pemuda asal Kecamatan Rubaru yang juga bekeeja di PR DRT Group, bekerja di dekat rumah sendiri di desa sendiri membuatnya tetap bisa mengurus keluarga.

“Kalau dulu mau punya penghasilan tetap saya harus merantau ke Jakarta, Sekarang Alhamdulillah cukup di dekat rumah sendiri walau beda Desa, Orang Tua saya tetap terurus,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Baca Juga :  DPRD Sumenep Uji 11 Calon Komisioner Komisi Informasi

Kemudian bagi Petani Tembakau ‘Harga Lebih Stabil, Kepercayaan Diri Naik’. Para petani juga merasakan manfaat langsung. Rama Ramadhan, Ketua Komunitas Petani Milenial Pasongsongan, menyebut pabrik rokok lokal telah mengubah peta harga tembakau.

“Dulu harga sering jatuh, kadang rugi. Sejak ada pabrik lokal yang langsung menyerap panen kami, harga jadi stabil, bahkan lebih tinggi. Kami bisa lebih percaya diri menanam,” kata H. Maski salah seorang Petani tembakau asal Kecamatan Rubaru ini.

Maski berharap pemerintah dapat menjaga regulasi agar berpihak pada industri lokal, sehingga petani bisa terus berkembang.

“Kalau industri ini bertahan, Madura bisa jadi salah satu sentra tembakau terbaik di Indonesia,” tambahnya.

Menurutnya, industri rokok lokal memiliki multiplier effect yang besar bagi Madura. Tidak hanya menyerap tenaga kerja, tetapi juga mendorong pertumbuhan usaha kecil, transportasi, dan jasa penunjang.

“Bayangkan, misalkan Setiap 1 pabrik rokok baru bisa memicu tumbuhnya UMKM minimal 5 hingga10 usaha kecil di sekitarnya. Inilah yang membuat desa-desa lebih hidup dan ekonomi lokal berputar,” jelasnya.

Maski menilai tantangan ke depan adalah menjaga keberlanjutan pasokan tembakau lokal, inovasi produk, dan kepatuhan regulasi cukai.

“Kalau semua pihak bersinergi, ini bisa jadi sektor unggulan Madura,” pungkasnya. (EM)

*

Follow WhatsApp Channel seputarjatim.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

UMKM Jadi Penopang Utama Ekonomi Sumenep, Serap Ratusan Ribu Tenaga Kerja Lokal
UMKM Sumenep Serap Separuh Tenaga Kerja, Pemkab Dorong Legalitas dan Digitalisasi Usaha
BPRS Bhakti Sumekar Teguhkan Komitmen Bangun Ekonomi Syariah di Momentum Hari Jadi Sumenep Ke 756
Panen Raya MT-3 di Bunpenang, Jadi Bukti Transformasi Pertanian Sumenep Menuju Kemandirian Pangan
Tembakau Sumenep Melonjak di 2024, Lahan Menyusut di 2025
Demi Perkuat Layanan Digital, BPRS Bhakti Sumekar Resmi Jalin Kerjasama dengan Bank Muamalat Indonesia
Melalui Bazar UMKM dan Pasar Murah, BPRS Bhakti Sumekar Jadi Penggerak Ekonomi Lokal
Peringati Hari Jadi Sumenep ke 756, BPRS Bhakti Sumekar Buka Bazar UMKM dan Pasar Murah

Berita Terkait

Kamis, 6 November 2025 - 23:54 WIB

UMKM Jadi Penopang Utama Ekonomi Sumenep, Serap Ratusan Ribu Tenaga Kerja Lokal

Senin, 3 November 2025 - 22:55 WIB

UMKM Sumenep Serap Separuh Tenaga Kerja, Pemkab Dorong Legalitas dan Digitalisasi Usaha

Jumat, 31 Oktober 2025 - 17:39 WIB

BPRS Bhakti Sumekar Teguhkan Komitmen Bangun Ekonomi Syariah di Momentum Hari Jadi Sumenep Ke 756

Selasa, 28 Oktober 2025 - 17:46 WIB

Panen Raya MT-3 di Bunpenang, Jadi Bukti Transformasi Pertanian Sumenep Menuju Kemandirian Pangan

Selasa, 28 Oktober 2025 - 17:42 WIB

Tembakau Sumenep Melonjak di 2024, Lahan Menyusut di 2025

Berita Terbaru