Seputarjatim.com- Pascaviralnya toilet sekolah dasar yang dibangun dengan dana Rp125 juta, Dewan Pendidikan akan segera bertemu dan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep.
“Karena kita belum tahu utuh penganggarannya. Ini bener berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Soal bagaimana teknis penentuan nilainya, ini juga berkaitan dengan konsultan pengawas proyek dari instansi lain,” terang komisioner DPKS Busri Thoha, Selasa 11/7/2023.
Soal besaran nilai proyek menurut Busri disesuaikan dengan juknis dan mengacu pada peraturan Bupati Sumenep.
“Ya memang bisa berbeda nilai proyek antara satu kabupaten dengan lainnya. Itu tergantung pada saran atau rekomendasi konsultan perencana proyek,” imbuhnya.
Sementara itu pengamat kebijakan publik Fauzi As mengatakan, saat ini pengawasan pelaksanaan proyek pendidikan di Kabupaten Sumenep sangat lemah.
“Ada inspektorat, dinas pekerjaan umum, termasuk DPRD nya kurang maksimal mengawasi. Yang perlu dicermati adalah penentuan nilai anggaran termasuk toilet, karena saya menduganya ada kongkalikong antara Dinas Pendidikan, konsultan perencana, serta CV yang melaksanakan proyek,” kata Fauzi As, Selasa (11/7/2023).
Menurut Fauzi As, publik juga diminta untuk terus mengawal proses pembangunan 20 toilet yang akan dikerjakan di tahun 2023 ini. Karena paket pekerjaan proyek toilet di tahun 2023 ini digabung dengan paket pekerjaan lainnya di satu titik sekolah.
“Kalau tahun 2022 toiletnya dianggarkan dalam satu paket pekerjaan senilai Rp125 juta. Tapi tahun ini proyek toiletnya digabung dengan pekerjaan lain dengan nilai mulai dari Rp 300 juta hingga yang paling fantastis sampai Rp 900 juta,” tutup Fauzi As.
Sebelumnya, publik di Kabupaten Sumenep dikejutkan dengan nilai proyek fantastis toilet sekolah dasar sebesar Rp125 juta rupiah. Ada 15 toilet yang telah dibangun di tahun 2022. Sementara di tahun 2023, juga akan dibangun proyek yang sama dengan jumlah 20 toilet. (*)