SUMENEP, seputarjatim.com-Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, resmi melaunching logo hari jadi ke 755 Tahun 2024 dengan mengusung tema ‘Sumenep Pentahelix’.
Diketahui, launching logo tersebut disampaikan langsung oleh tim perumus saat acara konser masa kejayaan yang bertempat di Taman Bunga Sumenep, Sabtu 20 Mei 2023 Malam.
Menurut Ibnu Hajar pemerintah Kabupaten Sumenep pada Hari Jadi yang ke 2024 nanti mengusung tagline “Sumenep Pentahelix”, sehingga pada logo perahu terdapat beberapa warna, yang mempunyai makna filosofis bertujuan untuk membangun Kabupaten Sumenep secara kolektif.
“Perahu itu dibuat di Pantai Slopeng Sumenep itulah yang menjadi alasan tim menjadikan sebagai logo Hari Jadi ke-755 tahun 2024,”jelas Ibnu Hajar sekretaris tim perumus dan pembuat logo di Konser Masa Kejayaan, di Taman Potre Koneng, Sabtu (21/05/2023) malam.
Ibnu Hajar mengungkapkan, perahu logo itu dibuat di objek wisata Pantai Slopeng 2010 oleh masyarakat Slopeng untuk mengarungi 8 Negara di Asia, dan pembiayaannya tidak melalui dana APBD maupun APBN melainkan oleh pihak ketiga.
“Meskipun tanpa biaya APBD maupun APBN namun para pengusaha Jepang tergabung dalam Japan Majapahit asosiation (JMP) yang peduli untuk urunan dana membuat perahu tersebut,” terangnya.
Sementara itu, Sementara itu, Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Pemuda Olahraga (Disbudporapar) Sumenep, Moh. Iksan mengatakan bahwa malam ini merupakan peluncuran loga hari jadi kabupaten Sumenep yang akan datang alias tahun 2024.
Iksan menjelaskan, logo hari jadi Kabupaten Sumenep yang ke-755 tahun 2024 dengan tagline ‘Sumenep Pentahelix’ diambil dari replika kapal yang sudah keliling dunia dan dibuat pada abad ke 13 tepatnya di Pantai Slopeng, Sumenep.
“Warga Sumenep patut bangga karena ketua tukangnya (red.arsitek) dari Sumenep asli, yang bernama Sapardi,” katanya.
Masih kata Iksan, anggaran dalam pembuatan kapal ini tidak diambil dari APBN atau APBD melainkan dari pengusaha asal Jepang.
“Panjang Kapal 20 meter dengan lebar 4.5 meter yang dibuat dari bahan kayu jati tua dari Kabupaten Tuban, sedangkan untuk Anak Buah Kapal (ABK) sebagian diambil dari warga Sumenep asli sebanyak 5 orang asal Kepulauan Sapeken.,” tutur iksan menceritakan. (Bam)