Klarifikasi Kapolres Sampang Diduga Berat Sebelah, Aktivis KAKI Minta Kapolda Jatim Bertindak

Tak Berkategori73 Dilihat

Sampang,seputarjatim.com–Viralnya kasus oknum Polwan yang bertugas di Kepolisian Resor (Polres) Sampang bernama Ayu Wandira yang diduga membekingi keluarganya yang terjerat kasus dugaan penipuan jual beli Mobil kini terus menggelinding layaknya bola panas hingga mengundang perhatian publik. Jumat, 25/03/0/2022.

Berita miring terkait dugaan keterlibatan oknum polwan tersebut dibantah langsung oleh Kapolres Sampang dengan mengatakan bahwa, anak buahnya saat itu hanya berusaha untuk memediasi persoalan yang menyeret keluarganya.

“Saat itu, anggota kami mengatasnamakan keluarga bukan atas nama anggota kepolisian. Jadi, sekali lagi jangan bawa-bawa profesi dan juga institusi Polres Sampang,” kata Arman dikutip dari media Suara Bangsa.

Menanggapi pernyataan Kapolres yang terkesan berpihak kepada anak buahnya, Igusty, selaku pelapor sekaligus Korban menegaskan bahwa pernyataan Kapolres Sampang itu tidak mendasar sama sekali karena oknum Polwan tersebut tidak pernah memediasi persoalan yang dirinya alami, bahkan terkesan merecoki proses pelaporan.

“Kalau Kapolres Sampang mengatakan bahwa anak buahnya itu hanya berusaha memediasi itu, adalah konyol. Karena bukti rekaman sudah jelas oknum tersebut terkesan membekingi dan mendarah-darah membela saudaranya yang terjerat kasus. Bahkan mengatakan dirinya adalah penyidik,” ungkap dia.

Jika memang benar seorang Polwan yang diketahui bernama Ayu Wandira itu memediasi, Pihaknya meminta kepada Kapolres Sampang untuk menunjukkan bukti-bukti pada saat melakukan mediasi antara Pelapor dengan terlapor. Kapan dan dimana oknum Polwan bernama Ayu Wandira itu berusaha memediasi.

Baca Juga :  Gadai Dua Motor Rental, Ibu Muda di Sampang Ditangkap

“Padahal faktanya, oknum Polwan tersebut bukan memediasi malah terkesan jadi beking terduga sindikat penipuan jual beli Mobil yang diakui sebagai saudaranya, bahkan TKP- nya itu ia nyatakan sendiri terjadi di rumahnya. Padahal sebelumnya diakui Noval sebagai rumahnya.,” tuturnya.

Igusty juga mempertanyakan mediasi yang dimaksud oleh Kapolres Sampang hingga diberitakan dibeberapa media.

“Berusaha untuk mediasi apa ya maksud Kapolres Arman ini? Wong sudah jelas-jelas Ayu Wandira ini mengaku sebagai penyidik bahkan dibenarkan oleh Soni selaku atasanya di ruangan Pidek dan rekamannya di saya lengkap semua,” ungkapnya.

Menurut pria berambut gondrong, oknum Polwan bernama Ayu Wandira ini dengan pongahnya mengaku sebagai penyidik.

“Dengan ia menyatakan sebagai penyidik sudah jelas membawa perangkat Institusi dalam kasus ini,” ungkapnya.

Pria 35 tahun itupun mempertegas bahwa sejauh ini tidak ada upaya mediasi.

“Sekali lagi saya tegaskan, sejauh ini tidak ada usaha mediasi yang dimaksud. Bahkan di dalam ruangan Pidek, Ayu Wandira mengatakan kepada Kanit-nya yang bernama Soni bahwa mau membuat laporan juga,” urainya.

“Saya mau buat laporan juga Nit karena dulur saya juga ditipu oleh Billy,” kata Igusty meniru perkataan oknum Polwan tersebut di ruangan Pidek.

“Lantas Kapolres Sampang, Arman memberikan klarifikasinya kepada beberapa media bahwa oknum Polisi Wanita ( Polwan ) selaku anak buahnya itu berusaha untuk mediasi, ini kan lucu dan bertolak belakang dengan fakta dan bukti rekaman yang ada,” tandasnya.

Baca Juga :  Jaka Jatim Kritik Kinerja Polres Sampang

Sementara itu, Moh Hosen, Aktivis Komite Anti Korupsi Indonesia (KAKI) Madura Jawa Timur meminta dengan hormat Kepada Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta turun tangan dan mencopot jabatan Kapolres Sampang jika tidak merespon keluhan masyarakat dan bela anggotanya yang salah.

“Seyogyanya kepolisian mengayomi dan melindungi masyarakat bukan mengayomi dan melindungi penjahat yang berada di tengah- tengah masyarakat,” tuturnya.

Kata dia, Mending sekalian jadi perampok daripada berseragam menjadi komplotan para penjahat yang meresahkan khalayak masyarakat.

“Sekali lagi, kami mohon kepada Kapolda Jatim untuk merespon tangisan korban, serta diyakini apabila persoalan ini dibiarkan, tidak menutup kemungkinan kerap terulang kembali,” tegas Hosen.

Hosen juga memaparkan, jika sindikat penipuan modus jual beli mobil tersebut harus diungkap ke akar-akarnya

“Ketika hal ini tidak diungkap ke akar akarnya, maka sama halnya membiarkan para penjahat leluasa melakukan aksinya di Wilayah Jawa Timur bahkan di bumi indonesia,” tuturnya.

Berkenan dengan itu, Moh. Hosen tetap meyakini jika Kapolda Jawa timur akan menindak lanjuti persoalan ini.

“Kami yakin Kapolda Jawa Timur petugas negara yang baik dan bijak dalam melaksanakan amanah, dalam artian tidak pandang bulu dalam menegakkan kebenaran. Yakni siapapun dia yang salah tetaplah salah,” pungkas Hosen. (Red)

Komentar