Daerah

Rawat Jati Diri Lokal, Upacara Hari Jadi Sumenep Ke 756 Pakai Bahasa Madura

×

Rawat Jati Diri Lokal, Upacara Hari Jadi Sumenep Ke 756 Pakai Bahasa Madura

Sebarkan artikel ini
IMG 20251031 WA0027 scaled
BERDIRI: Wabup Sumenep, Imam Hasyim (tengah) beserta jajaran pemerintah saat menggelar upacara Hari Jadi Sumenep ke-756 (SandiGT - Seputar Jatim) 

SUMENEP, Seputar Jatim –Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur, menggelar upacara hari jadi ke-756 dengan menggunakan bahasa Madura.

Peringatan Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-756, tahun 2025 mengusung tema “Ngopene Soengenep”, untuk menjaga, merawat, dan menghidupkan kembali jati diri lokal di tengah derasnya arus modernisasi.

Tradisi yang sudah lama dijaga ini menjadi bukti nyata bahwa bahasa daerah bukan sekadar alat komunikasi, tapi juga identitas dan kebanggaan.

Upacara agung ini juga dirangkaikan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 serta Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur.

Tiga momentum besar yang berpadu menjadi satu refleksi perjalanan sejarah dan semangat kebangsaan.

Baca Juga :  Rakernas III Resmi Ditutup, IWO Mantapkan Peran sebagai Penjaga Moral Informasi Bangsa di Era Digital

Wakil Bupati Sumenep, Imam Hasyim, dalam sambutannya mengatakan, bahwa tema tahun ini bukan sekadar slogan seremonial, melainkan pesan moral agar masyarakat tidak kehilangan akar di tengah kemajuan teknologi dan perubahan zaman.

“Ngopene Soengenep bukan hanya merawat sejarah, tapi juga menghidupkan nilai-nilai budaya sebagai sumber inspirasi masa depan. Kita tidak ingin menjadi penonton di tanah sendiri. Sumenep harus tumbuh modern tanpa tercerabut dari akarnya,” ujarnya. Jumat (31/10/2025).

Menurutnya, pelestarian budaya Madura tidak cukup hanya dengan festival dan upacara, tetapi perlu strategi nyata.

“Memperkuat pendidikan berbasis kearifan lokal, memperluas ekonomi kreatif tradisional, dan memanfaatkan teknologi digital untuk mendokumentasikan serta memasarkan kekayaan budaya Sumenep,” tuturnya.

Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 yang disatukan dengan Hari Jadi Sumenep menghadirkan pesan bahwa semangat persatuan nasional bisa tumbuh dari akar budaya lokal.

“Kalau kita kuat di akar budaya, maka kita tidak akan mudah goyah oleh perubahan global,” tambahnya.

“Generasi muda Sumenep harus menjadi garda terdepan dalam merawat tradisi tanpa meninggalkan inovasi,” pungkasnya. (Sand/EM)

*

Tinggalkan Balasan