SURABAYA, seputarjatim.com– Walikota Surabaya, Tri Risma Harini menjadi pembicara dalam forum Bridge For Cities 4.0 yang diadakan oleh UNIDO (salah satu organisasi PBB) di Vienna, Austria, tanggal 3-4 September 2019. Ini pertama kalinya Walikota Risma menjadi pembicara di UNIDO yang dihadiri banyak negara anggota UNIDO.
Forum ini membahas tentang peran digital teknologi dalam perputaran ekonomi di perkotaan. Selain itu, juga dibahas bagaimana peran pemerintah dalam menghadapi tantangan pembangunan berkelanjutan di sebuah perkotaan melalui desain ramah lingkungan.
Surabaya menurut Risma telah melakukan banyak hal dalam mendukung hal tersebut. Salah satu contohnya adalah penerapan e-Government di hampir setiap kantor operasional & pelayanan publik.
“Mulai dari sistem manajemen anggaran, pemberian uang pensiun, bantuan sosial, hingga dokumen publik, seperti akta kelahiran, kematian dan pernikahan, sudah dilakukan secara digital,” terang Risma, dikutip dari lamas resmi Pemkot Surabaya.
Untuk mendukung penggunaan aplikasi online ini, Pemkot Surabaya telah menyiapkan 3.392 koneksi internet yang bisa digunakan masyarakat. Ini belum termasuk 200 e-kios dan 1.900 titik wifi yang tersebar di seluruh penjuru kota Surabaya.
Tidak sekedar pemanfaatan teknologi untuk menjaga lingkungan, Surabaya juga telah melakukan beberapa hal secara manual. “Surabaya mempunyai tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi. Ini dikarenakan uang yang dimiliki Surabaya terbatas jika hanya mengandalkan teknologi,” imbuh Walikota Risma.
Tersebarnya 371 bank sampah bisa menampung hingga 7,14 ton sampah/minggu. Ini jg meningkatkan pendapatan hingga 11.000 USD/bulan. Sedangkan sampah organik diubah menjadi kompos oleh masyarakat dengan cara yang sederhana. Kompos tersebut bisa digunakan masyarakat untuk urban farming.
“Jadi kita bisa mengembalikan makanan sisa tersebut ke tanah untuk digunakan sebagai penyubur. Dengan adanya 28 rumah kompos, Surabaya bisa memupuki 458 taman yang tersebar,” jelas Risma.
Dengan cara tersebut menurut Risma bisa mengurangi jumlah sampah yang masuk ke dalam TPA. Ini juga akan berimbas dengan penghematan biaya perawatan taman.
Dari semua usaha itu, Surabaya bisa mengontrol konsumsi energi, pengurangan jumlah sampah yang masuk ke TPA meskipun jumlah penduduk terus bertambah. Hal ini belum termasuk sisi positif bertambahnya kualitas udara di Surabaya.
“Kekuatan dan kebersamaan masyarakat, adalah poin penting dalam menjadikan lingkungan lebih baik. Ini juga membuat teknologi menjadi lebih efektif sehingga perputaran ekonomi di Surabaya menjadi lebih lancar,” pungkas Walikota Risma. (joe/red)