Daerah

Volume Sampah di Sumenep Capai 39 Ribu Ton, DLH Terus Siapkan Langkah Strategis

×

Volume Sampah di Sumenep Capai 39 Ribu Ton, DLH Terus Siapkan Langkah Strategis

Sebarkan artikel ini
IMG 20251006 WA0026
BERKACAMATA: Kepala Bidang Persampahan DLH Sumenep, Deddy Surya, saat diwawancarai di ruang kerjanya (SandiGT - Seputar Jatim) 

SUMENEP, Seputar Jatim – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengangkut sampah mencapai 39 ribu ton di semester tiga.

Kepala Bidang Persampahan DLH Sumenep, Deddy Surya mengatakan, lonjakan ini berasal tidak hanya dari Tempat Penampungan Sementara (TPS), tapi juga dari puskesmas, pasar tradisional, fasilitas umum, hingga Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R).

“Volume sampah hingga akhir semester tiga mencapai 39 ribu ton dari 41 TPS. Tapi itu belum termasuk dari puskesmas, pasar, dan TPS3R,” ujarnya, Senin (6/10/2025).

Lanjut ia menegaskan, pengelolaan sampah di Sumenep saat ini mulai difokuskan dari hulu ke hilir, agar pengurangan timbunan bisa dilakukan sejak dari sumbernya.

Baca Juga :  Bupati Sumenep Murka, Siap Jatuhkan Sanksi Berat Oknum Dokter Diduga Selingkuh dengan Sukwan Puskesmas

“Kita ingin pengelolaan sampah dimulai dari sumber, yakni rumah tangga. Dari situ masuk ke bank sampah atau TPS3R. Sampah yang masih bisa dimanfaatkan diolah, sementara yang tidak bisa baru dibawa ke TPA,” tegasnya.

Namun di balik upaya itu, TPA Torbang satu-satunya tempat pembuangan akhir di Sumenep kini sudah kelebihan kapasitas alias overload. Kondisi ini menjadi kekhawatiran serius mengingat volume sampah terus meningkat setiap tahun.

“Memang di TPA masih dilakukan pengelolaan kembali agar tersisa hanya residu. Tapi kapasitasnya sudah penuh,” ujarnya.

DLH Sumenep sejatinya telah menyusun rencana perluasan area TPA Torbang untuk menambah daya tampung. Sayangnya, kebijakan pemerintah pusat justru membatasi pembangunan TPA baru hingga 2030.

“Kami sudah merencanakan perluasan, namun sesuai amanat Kementerian Lingkungan Hidup, sampai tahun 2030 tidak boleh lagi ada pembangunan TPA baru,” ujarnya.

Sebagai gantinya, pemerintah daerah kini tengah mendorong transformasi sistem pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular.

Strategi ini mencakup optimalisasi peran bank sampah, edukasi masyarakat agar memilah sampah sejak dari rumah, serta memperkuat kemitraan dengan kelompok masyarakat dan pelaku usaha daur ulang.

“Kuncinya ada di kesadaran masyarakat. Kalau sampah dikelola sejak dari rumah, volume yang masuk ke TPA bisa ditekan drastis,” tuturnya.

Tanpa perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat, lanjut dia, potensi ledakan sampah bisa menjadi ancaman nyata bagi kualitas hidup warga.

“Kami berharap langkah-langkah strategis yang tengah dijalankan dapat menahan laju timbunan sampah, sekaligus menjadikan Sumenep sebagai model daerah Madura yang sukses menuju pengelolaan sampah berkelanjutan,” tukasnya. (Sand/EM)

*

Tinggalkan Balasan