DaerahPendidikan

Tak Tinggal Diam, Dinsos P3A Sumenep Turun ke Pelosok Desa Demi Dapat Puluhan Calon Siswa Sekolah Rakyat 

×

Tak Tinggal Diam, Dinsos P3A Sumenep Turun ke Pelosok Desa Demi Dapat Puluhan Calon Siswa Sekolah Rakyat 

Sebarkan artikel ini
IMG 20250919 WA0018 scaled
SANTAI: Kepala Dinsos P3A Sumenep, Mustangin, saat diwawancarai tentang program sekolah gratis di ruangannya (SandiGT - Seputar Jatim)

SUMENEP, Seputar Jatim – Sebanya 91 calon siswa telah terdaftar di Sekolah Rakyat, yang digagas Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Kini, kuota 100 anak hampir terpenuhi: 45 calon siswa SD dan 46 calon siswa SMP siap bergabung.

“Iya, memang dari awal itu kita mencari, bukan membuka pendaftaran. Kalau hanya menunggu, mungkin tidak ada yang mau,” kata Kepala Dinsos P3A Sumenep, Mustangin, Jumat (19/09/2025).

Baca Juga :  Dugaan Korupsi Logistik Pemilu 2024 KPU Sumenep Jadi Tanda Tanya, Kejari Tak Berani Umumkan Tersangka

Menurutnya, perjalanan mengumpulkan siswa ini bukan sebatas sosialisasi di kantor atau mengumumkan lewat pamflet.

Petugas dari Dinsos P3A bersama pendamping PKH, Tagana, TKSK, Dinas Pendidikan, Kemenag, hingga kepala desa dan camat, turun langsung ke pelosok desa.

Lanjut ia menegaskan, pihaknya mendatangi rumah-rumah keluarga miskin yang masuk kategori desil satu dan dua. Satu per satu dijelaskan bahwa anak mereka punya kesempatan belajar di sekolah gratis dengan fasilitas penuh dari negara: seragam, buku, makan, hingga asrama.

“Tapi meyakinkan orang tua itu tidak mudah. Banyak yang khawatir, ‘Bagaimana kalau anak saya tidak betah di asrama? Apakah boleh pulang?’. Kadang kami harus datang dua-tiga kali baru mereka percaya,” tegasnya.

Meski ditujukan untuk keluarga miskin, lanjut dia, program ini tidak asal menerima. Dinsos P3A melakukan verifikasi berlapis. Selain berdasarkan data STKS, mereka juga melakukan kroscek lapangan.

Bahkan, kata dia, orang tua harus menandatangani dokumen kesanggupan, sementara anak ditanya langsung kesiapan mentalnya.

“Bukan sekadar angka di data. Kami pastikan yang masuk benar-benar anak dari keluarga kurang mampu dan siap mengikuti aturan sekolah,” imbuhnya.

“Kalau kuota ini penuh, maka Sumenep bisa menjadi contoh bagaimana pendidikan gratis benar-benar hadir di tengah masyarakat, bukan sekadar wacana,” pungkasnya. (Sand/EM)

*

Tinggalkan Balasan