SUMENEP, Seputar Jatim – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, sukses menggelar Festival Literasi 2025.
Acara yang berlangsung di gedung UNIBA Madura ini mengusung tema “Merawat Tradisi, Menggali Inspirasi Lewat Literasi” dan akan berlangsung selama enam hari ke depan dengan ragam agenda edukatif dan kreatif.
Kepala Dispusip Sumenep, Rudi Yuyianto mengungkapkan, lebih dari dua ribu judul buku disiapkan untuk masyarakat, khususnya pelajar dan mahasiswa.
Koleksi tersebut diharapkan mampu menghadirkan energi baru dalam menghidupkan kembali budaya membaca di tengah derasnya penetrasi gawai dan dunia digital.
“Tujuan kegiatan ini untuk menumbuhkan minat baca dan daya literasi masyarakat, sekaligus memberi ruang inspiratif dan kreatif dari berbagai kalangan sebagai pilar pendidikan dan peradaban,” ujarnya, Senin (22/9/2025).
Festival ini dibuka dengan bedah buku yang diikuti sekitar 150 peserta. Selanjutnya, rangkaian acara meliputi talk show literasi, lomba mewarnai tingkat taman kanak-kanak, hingga bazar buku di hari terakhir.
Semua kegiatan tersebut, kata Rudi, dirancang untuk menumbuhkan semangat membaca di kalangan Generasi Z yang kini akrab dengan dunia digital.
“Membaca lewat buku dan membaca di handphone hasilnya berbeda. Buku menghadirkan pengalaman yang lebih mendalam, sedangkan gawai cenderung cepat menguap. Karena itu, marwah buku harus terus dijaga,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Sumenep, Ahmad Fauzi Wongsojudo menekankan, bahwa membaca bukan sekadar aktivitas, melainkan perintah mendasar yang akan membuka cakrawala kehidupan.
“Membaca itu perintah utama, iqra’ (bacalah). Dengan membaca, kita menemukan sesuatu yang baru, menenangkan, dan memperluas dunia kita. Tanpa membaca, seseorang tidak akan bisa menjadi pribadi yang tenang,” bebernya.
Lanjut ia menambahkan, ilmu pengetahuan memang bisa didapatkan di mana saja, tetapi membaca buku akan lebih mengasah ketajaman berpikir.
“Saya ingin anak-anak di Sumenep lahir dari dunia pendidikan. Karena itu, festival literasi semacam ini tidak boleh berhenti. Bahkan ke depan harus lebih dikembangkan agar bisa menghadirkan ribuan buku baru dalam mendorong dunia literasi kita,” imbuhnya.
Menurutnya, Festival Literasi 2025 ini menjadi bukti komitmen Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam menjaga tradisi membaca sekaligus menjawab tantangan digitalisasi.
“Lebih dari sekadar perayaan buku, acara ini menjadi ruang bagi masyarakat untuk merajut tradisi, menggali inspirasi, dan menyiapkan generasi masa depan yang cerdas serta berkarakter,” tukasnya.(Sand/EM)
*