SUMENEP, Seputar Jatim – Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menyampaikan tentang nilai Pancasila tidak boleh berhenti di podium upacara dalam momentum Hari Kesaktian Pancasila 2025.
“Kesaktian Pancasila bukan terletak pada upacaranya, melainkan pada bagaimana kita menjadikannya kompas hidup di tengah derasnya arus globalisasi dan banjir informasi digital,” ujarnya, Rabu (1/10/25).
Menurutnya, Hari Kesaktian Pancasila selalu menjadi ruang evaluasi. Di tengah fenomena polarisasi politik, radikalisme terselubung, hingga maraknya ujaran kebencian di media sosial, Pancasila hadir sebagai perekat yang menuntut pembuktian nyata.
“Jangan biarkan Pancasila dipahami sebagai slogan kosong. Kita harus menularkannya ke generasi muda dalam bentuk tindakan, toleransi, kepedulian sosial, dan literasi digital.” bebernya.
Lanjut ia mengingatkan, bahwa ujian kesaktian Pancasila hari ini berbeda dengan 1965. Jika dulu ancamannya kudeta bersenjata, kini tantangannya ada pada disrupsi moral dan disinformasi yang menggerus kepercayaan masyarakat.
“Generasi muda jangan hanya menghafal Pancasila, tapi menghidupinya. Di media sosial, di ruang kelas, di jalanan, bahkan dalam cara mereka bergaul,” tuturnya.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025, lanjut dia, menjadi alarm kebangsaan, bahwa ideologi negara ini bukan sekadar warisan sejarah, melainkan energi hidup yang harus dihidupkan ulang setiap hari.
“Kesaktian Pancasila ditentukan oleh konsistensi kita, bukan oleh seremoni tahunan.” tukasnya. (Sand/EM)
*