NASIONAL, Seputar Jatim – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-III Ikatan Wartawan Online (IWO) resmi ditutup oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Jenderal Polisi (Purn.) Agus Andrianto, pada Selasa (29/10).
Kehadiran Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan tersebut menjadi penanda penting dalam perjalanan organisasi wartawan online terbesar di Indonesia, sekaligus momentum untuk menegaskan posisi IWO sebagai penjaga moral dan akal sehat publik digital.
Dalam sambutannya, Jenderal Agus Andrianto menyampaikan, apresiasi tinggi kepada seluruh jajaran pengurus dan anggota IWO atas keberhasilan menyelenggarakan Rakernas ke-III yang bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda.
Ia menilai, kegiatan tersebut menjadi forum strategis untuk memperkuat peran jurnalis digital di tengah derasnya arus informasi dan tantangan era transformasi digital.
“Walaupun usia saya hampir 59 tahun, semangat untuk terus menjadi bagian dari generasi muda Indonesia tetap menyala. Kalau bukan kita, siapa lagi yang membela kebenaran?,” ujarnya, di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat.
Menurutnya, Rakernas IWO bukan sekadar forum organisasi, tetapi momentum untuk mempertegas jati diri IWO sebagai penyangga moral informasi bangsa.
Ia mengingatkan, bahwa di era society 5.0, tantangan media tidak hanya pada kecepatan informasi, tetapi juga pada tanggung jawab menjaga kejujuran dan keseimbangan pemberitaan.
“Informasi hari ini bisa bergerak lebih cepat dari realitas itu sendiri. Tantangan kita bukan sekadar ekonomi atau politik, tapi bagaimana melawan manipulasi informasi di ruang digital,” tegasnya.
Lanjut Menteri Kabinet Presiden Prabowo Subianto itu juga menegaskan, bahwa wartawan online memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga nilai kebenaran, keadilan, dan empati di tengah derasnya arus disinformasi.
“Wartawan online harus menjadi penjaga nilai kejujuran dan semangat kebangsaan. IWO bukan hanya organisasi profesi, tapi juga pilar moral bangsa yang mengawal ekosistem informasi agar tetap sehat dan beretika,” katanya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, bahwa pemerintah memandang IWO sebagai mitra strategis dalam memperkuat literasi digital, etika jurnalistik, serta ketahanan informasi nasional.
“Saya selalu sampaikan kepada jajaran saya, kalau tidak bisa berprestasi, jangan buat masalah. Prinsip itu juga berlaku dalam dunia media. Mari kita jaga integritas agar kepercayaan publik terhadap wartawan tidak pudar,” ujarnya.
Menutup sambutannya, Jenderal Agus berharap IWO terus berkembang menjadi organisasi yang tidak hanya besar secara jumlah, tetapi juga kuat secara moral dan profesionalisme.
“Semoga IWO semakin dipercaya masyarakat, menjadi sumber informasi yang akurat dan berimbang, serta terus berkontribusi bagi kemajuan bangsa,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat IWO, Teuku Yudhistira, dalam pidatonya menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kehadiran Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Jenderal Polisi (Purn.) Agus Andrianto, serta seluruh pengurus PP, PW, dan PD IWO se-Indonesia yang telah menyukseskan Rakernas ke-III.
“Saya menyampaikan terima kasih atas semangat perjuangan semua pengurus IWO di penjuru Nusantara yang telah hadir dan berpartisipasi menyukseskan kegiatan tahunan kita ini,” ujarnya.
Yudhistira menegaskan, bahwa wartawan online memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kualitas informasi dan nilai-nilai kebangsaan di tengah derasnya arus digitalisasi.
“Wartawan online tidak sekadar pelapor peristiwa, tetapi juga penjaga akal sehat publik. Mereka bukan hanya menyampaikan berita, tetapi menuntun arah moral dan nilai informasi bangsa,” tegasnya.
Menurutnya, media sosial kini menjadi ruang yang bebas sekaligus bising, di mana banyak informasi tidak terverifikasi menyebar cepat dan menimbulkan kebingungan di masyarakat.
“Media sosial melahirkan kebebasan, tapi juga kebisingan. Fakta sering kali terdistorsi, dan masyarakat menelan mentah-mentah kabar tanpa proses verifikasi,” ungkapnya.
Ia menekankan, bahwa media online hadir bukan untuk bersaing dengan media sosial, melainkan sebagai penyeimbang dan penuntun dalam membangun ekosistem informasi nasional yang sehat.
“Media online hadir untuk meluruskan, memberi konteks, dan menjaga keseimbangan informasi publik. Karena itu, wartawan IWO harus terus memperkuat kapasitas, profesionalisme, dan integritasnya,” ujar Yudhistira.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, bahwa tema Rakernas ke-III, “Peran IWO dalam Elaborasi Asta Cita Menuju Indonesia Emas 2045”, merupakan refleksi kolektif atas kontribusi media dalam mengawal arah pembangunan nasional.
“IWO hadir untuk memastikan seluruh cita-cita bangsa menuju Indonesia Emas 2045 dikawal dengan kekuatan informasi yang berimbang, etis, dan bertanggung jawab,” tandasnya.
Sebagai organisasi profesi yang menaungi ribuan wartawan online di seluruh Nusantara, IWO meneguhkan komitmennya untuk menjadi mitra strategis pemerintah sekaligus suara moral publik digital.
IWO hadir bukan hanya untuk menyampaikan berita, tetapi juga untuk menuntun arah etika, literasi, dan kesadaran informasi bangsa.
Dalam setiap dinamika zaman, IWO bertekad menjadi penjaga kebenaran, pilar kebangsaan, dan benteng terakhir akal sehat publik digital menuju Indonesia Emas 2045. (EM)
*












