Pendidikan

Disdik Sumenep Mantapkan Identitas Kultural, Bahasa Madura Jadi Pelajaran Wajib dari PAUD hingga SMP

×

Disdik Sumenep Mantapkan Identitas Kultural, Bahasa Madura Jadi Pelajaran Wajib dari PAUD hingga SMP

Sebarkan artikel ini
IMG 20251112 WA0075
TERSENYUM: Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan Sumenep, Ardiansyah Ali Shochibi, saat ditemui di kantornya ( SandiGT - Seputar Jatim) 

SUMENEP, Seputar Jatim – Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menjadikan Bahasa Madura sebagai mata pelajaran wajib (Muatan Lokal) di seluruh jenjang pendidikan, mulai dari PAUD, SD, hingga SMP.

Langkah ini resmi tertuang dalam Peraturan Bupati Sumenep Nomor 55 Tahun 2025 tentang Mata Pelajaran Bahasa Madura Sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah.

“Bahasa Madura ini menjadi mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) wajib di sekolah sejak dini,” ujar Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan Sumenep, Ardiansyah Ali Shochibi. Rabu (12/11/2025).

Baca Juga :  Ancam Dicoret dari Daftar PKH, Ketua Kelompok di Sumenep Paksa Warga Serahkan ATM dan PIN Sejak 2023

Menurutnya, kurikulum untuk pelajaran ini telah dirancang dengan cermat, disesuaikan dengan regulasi nasional dan nilai-nilai kearifan lokal Madura.

“Perumusan kurikulumnya sudah dilakukan sesuai peraturan yang berlaku. Bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa utama dalam pembelajaran, sesuai arahan Balai Bahasa Jawa Timur,” jelasnya.

Kebijakan ini tak sekadar simbol pelestarian budaya, tapi juga bentuk revolusi pendidikan berbasis identitas lokal.

Bahasa Madura yang dulunya hanya diajarkan secara terbatas kini mendapatkan ruang resmi di kelas, menjadi bagian dari sistem pendidikan formal.

Iamenyadari, bahwa bahasa daerah bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga warisan nilai, etika, dan spiritualitas yang membentuk karakter generasi muda Madura.

Dalam Perbup 55 Tahun 2025 disebutkan, pelajaran Bahasa Madura diharapkan menjadi wahana penanaman nilai etika, estetika, moral, spiritual, dan karakter, sekaligus memperkaya wawasan kebangsaan di tengah kemajemukan.

Meski sekolah menjadi garda depan pembelajaran, kata dia, bahwa pelestarian bahasa ibu tak akan efektif tanpa dukungan keluarga.

“Karena pembelajaran di sekolah waktunya terbatas, kami mendorong peran orang tua untuk membiasakan anak berbahasa Madura di rumah,” tegasnya.

Lanjut ia menambahkan, keseharian yang membiasakan anak-anak menggunakan Bahasa Madura adalah kunci agar bahasa itu tetap hidup dan tidak tergeser oleh tren bahasa lain.

Baca Juga :  PDI Perjuangan Hormati Langkah Hukum KPK terhadap Bupati Ponorogo, Said Abdullah: Kami Tidak Akan Intervensi

Upaya pelestarian ini juga membuahkan hasil membanggakan. Kabupaten Sumenep berhasil menjadi Juara Umum dalam Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Jawa Timur 2025.

Beberapa pelajar dari Sumenep dinilai unggul dalam lomba pidato, mendongeng, dan menulis karya sastra Madura.

“Ini bukti bahwa pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Madura di sekolah sudah berjalan maksimal,” imbuhnya.

Menariknya, Pemkab Sumenep juga menyiapkan langkah lanjut menuju sistem pendidikan multibahasa.

Lebih jauh Ardi menyatakan, bahwa pada tahun 2027 mendatang, pemerintah akan mulai menerapkan Bahasa Inggris sebagai pelajaran wajib sejak usia dini.

Baca Juga :  Pemkab Sumenep Kirim Perdana 24,1 Ton Energi dari Sampah, Tonggak Baru Menuju Kabupaten Hijau

“Kita ingin anak-anak Madura tumbuh dengan akar budaya yang kuat, tapi juga siap bersaing di dunia global,” pungkasnya. (Sand/EM)

*

Tinggalkan Balasan