News

Hardiknas 2025, Aktivis Minta Disdik Sumenep Tegas Tindak Pelaku Kekerasan Seksual di Dunia Pendidikan

×

Hardiknas 2025, Aktivis Minta Disdik Sumenep Tegas Tindak Pelaku Kekerasan Seksual di Dunia Pendidikan

Sebarkan artikel ini
IMG 20250502 WA0125
ILUSTRASI: Stop kekerasan seksual dunia pendidikan di Sumenep 2025 (Foto Istimewa)

SUMENEP, Seputar Jatim – Momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, aktivis Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengingatkan pentingnya perlindungan anak di lingkungan pendidikan dari ancaman kekerasan seksual.

Hal ini, karena dunia pendidikan di Sumenep marak kasus pencabulan yang melibatkan oknum guru dan tenaga pendidik, maka belakangan ini harus menjadi perhatian serius semua pihak.

Dengan begitu, sekolah tidak hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai ruang aman bagi peserta didik, dan bagaimana dunia pendidikan kembali suci. Tidak boleh ada lagi ruang bagi predator seksual di sekolah, pesantren, atau lembaga pendidikan di Sumenep.

Untuk itu, ia meminta pemerintah daerah, khususnya Dinas Pendidikan, harus lebih aktif dalam melakukan pengawasan, serta memastikan setiap kasus kekerasan seksual ditindak tegas tanpa pandang bulu.

“Kami tidak ingin mendengar lagi kasus yang ditutupi demi nama baik sekolah. Nama baik tidak lebih penting dari keselamatan anak-anak,” ujarAktivis Sumenep, Andi Irawan, Jumat (2/5/2025).

Baca Juga :  Bakesbangpol Sumenep Terima 75 Peserta Calon Paskibraka dalam Tahap Seleksi Akhir

Lantas, lanjut dia, apa gunanya bicara tentang merdeka belajar jika ruang belajar saja tak merdeka dari kekerasan seksual.

“Jadi bagaimana kasus-kasus kekerasan seksual di institusi pendidikan sering kali ditutup rapat dengan dalih menjaga nama baik sekolah atau pesantren. Dalam banyak kasus, pelaku adalah sosok berpengaruh baik guru, ustaz, bahkan pimpinan lembaga, sementara korban dibungkam, dipermalukan, atau terpaksa mengundurkan diri. Ini tidak boleh lagi terjadi di Kabupaten Sumenep pada tahun ini,” tegasnya.

“Ada pola sistemik di mana lembaga pendidikan lebih sibuk melindungi reputasi daripada menyelamatkan anak-anak. Ini bukan sekadar kelalaian. Ini kejahatan struktural,” ujar dengan lantang.

Maka begitu, pada tahun 2025 ini Kabupaten Sumenep husunya dunia pendidikan harus bersih terhadap kasus seksual, apalagi oknum-oknum tenaga pendidiknya yang sering kali terlihat kasus seksual atau bahkan perselingkuhan dan lainnya semacamnya.

“Saya ingatkan kembali terhadap Kepala Dinas Pendidikan Sumenep harus bersikap tegas untuk membrantas kasus-kasus seksual,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep, Agus Dwi Saputra, memastikan tidak hanya kualitas pendidikan yang meningkat, tetapi juga integritas dan moralitas para tenaga pendidik tetap terjaga.

Ia menegaskan, tidak akan ada ruang bagi predator seksual di lingkungan pendidikan Sumenep 2025. Bila ditemukan, sanksi tegas akan dijatuhkan baik dari pemecatan hingga proses hukum yang sesuai dengan prosedur yang ada.

“Kami tidak ingin Hari Pendidikan Nasional hanya sekedar perayaan semata, Ini adalah momen pernyataan sikap. Sekolah bukan tempat bagi kekuasaan yang disalahgunakan. Kami pastikan anak-anak kita aman, dan guru-guru yang berdedikasi tidak tercoreng oleh oknum bejat,” tegasnya.

“Mendidik adalah kehormatan. Siapa pun yang menyalahgunakannya, akan berhadapan dengan hukum dan masyarakat,” pungkasnya. (Sand/EM))

Tinggalkan Balasan