SUMENEP, Seputar Jatim – Kasus penderita stroke di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur,terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.
Kepala Bidang P2P Dinkes P2KB Sumenep, Ahmad Syamsuri menyebutkan, bahwa kondisi ini mulai menjadi perhatian serius pemerintah daerah
Lanjut ia menyatakan, bahwa sebagian besar pasien mengalami kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
“Kebanyakan daerah kiri, entah itu kaki atau tangannya,” jelasnya. Sabtu (26/2025).
Ia mengaku bahwa penyakit stroke ini juga menyerang kalangan muda, bukan hanya orang tua.
“Kalau dulu rata-rata usia 45 ke atas. Sekarang usia remaja 17 tahun juga ada, meski sedikit,” ucapnya.
Menurutnya, tingginya kasus stroke disebabkan rendahnya kesadaran warga menjaga kesehatan, terutama terkait tekanan darah tinggi.
“Hipertensi muncul karena masyarakat kurang sadar kesehatan. Mereka jarang periksa ke Puskesmas atau rumah sakit,” tegasnya.
Oleh karen itu, dia mengimbau warga rutin memeriksa kesehatan, seperti tekanan darah, kolesterol, dan gula darah untuk mencegah stroke.
“Minimal dua minggu atau sebulan sekali periksa. Semua layanan kesehatan gratis,” bebernya.
Bahkan, lanjut dia menambahkan, pasien yang telah didiagnosis stroke disarankan menjalani pemeriksaan dan terapi secara berkala.
“Stroke bisa disembuhkan, tapi tidak seratus persen. Rata-rata 70–80 persen. Ada yang sembuh dalam 3 bulan, ada yang setahun,” tukasnya.
Untuk diketahui, berdasarkan data yang dihimpun media ini, per 25 April 2025, tercatat 341 penderita stroke. Rinciannya, 178 pasien laki-laki dan 168 pasien perempuan.
Kemudian pada 2024, penderita stroke mencapai 550 orang. Tahun sebelumnya, 2023, tercatat 3.702 kasus stroke.
Dan pada 2022, jumlah kasus stroke lebih rendah, hanya 193 orang, terdiri dari 120 laki-laki dan 73 perempuan. (Sand/EM)
*