News

Pertamina Patra Niaga Bantah Adanya Keterbatasan Pasokan BBM di Pulau Sepudi

×

Pertamina Patra Niaga Bantah Adanya Keterbatasan Pasokan BBM di Pulau Sepudi

Sebarkan artikel ini
IMG 20250925 WA0010
KETAWA: Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi, saat menyampaikan tentang kondisi SPBU di Pulau Sepudi Sumenep (Doc. Seputar Jatim) 

SUMENEP, Seputar Jatim – Isu kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, kembali mengemuka setelah warga Kecamatan Gayam dan Nonggunong mengeluhkan sulitnya mendapatkan BBM selama sepekan terakhir.

Dengan kondisi itu membuat harga eceran liar di luar SPBU melonjak hingga Rp15 ribu per liter.

Namun, Pertamina Patra Niaga membantah adanya keterbatasan pasokan. Perusahaan energi pelat merah ini memastikan distribusi BBM untuk wilayah kepulauan, termasuk Sapudi, tetap aman dan terkendali.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi menjelaskan, distribusi energi di kepulauan memiliki kompleksitas tersendiri.

Cuaca buruk, arus laut, hingga terbatasnya sarana pelabuhan menjadi faktor yang kerap menghambat kelancaran suplai.

“Distribusi di pulau-pulau tentu punya tantangan berbeda. Karena itu kami melakukan mitigasi khusus agar pasokan BBM tetap sampai kepada masyarakat, meski ada kendala geografis maupun cuaca,” ujarnya, Kamis (25/9/2025

Ia memastikan, bahwa stok untuk wilayah Sapudi dalam kondisi aman. Bahkan, kapal pengangkut BBM telah dijadwalkan sandar pada Kamis (25/9) dengan membawa Pertalite 136 KL dan Biosolar 48 KL.

Lanjut ia menegaskan, bahwa persoalan kelangkaan di masyarakat tidak selalu berkaitan dengan stok. Ada faktor lain yang patut diantisipasi, yakni potensi penyalahgunaan distribusi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Baca Juga :  Pulau Sepudi Sumenep Krisis BBM, Harga Eceran Meroket

“Sebagai langkah antisipasi, kami telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan aparat penegak hukum. Salah satu upaya yang ditempuh adalah memblokir nomor polisi kendaraan yang terindikasi sebagai pelangsir,” tegasnya.

Ketersediaan BBM di wilayah kepulauan seperti Sapudi bukan sekadar soal transportasi. Bagi masyarakat nelayan maupun petani, BBM adalah penopang utama aktivitas ekonomi sehari-hari. Saat distribusi terganggu, bukan hanya mobilitas warga yang terdampak, tetapi juga produktivitas sektor perikanan dan pertanian.

Kondisi inilah, kata dia, yang membuat isu BBM di Sapudi selalu menjadi perhatian. Harga eceran liar yang melambung hingga Rp15 ribu tidak hanya membebani konsumen rumah tangga, tetapi juga menggerus margin usaha kecil dan nelayan tradisional.

Ia juga mengajak masyarakat untuk tetap membeli BBM sesuai kebutuhan, tidak melakukan penimbunan, serta mengandalkan jalur distribusi resmi.

Menurutnya, kesadaran kolektif menjadi kunci agar pasokan yang masuk ke kepulauan bisa mencukupi seluruh lapisan masyarakat.

“Stok aman, suplai berjalan, hanya perlu pengelolaan distribusi yang lebih tertib. Kami harap masyarakat tidak terprovokasi isu yang tidak benar,” tukasnya. (Sand/EM)

*

Tinggalkan Balasan