Didik Setia Budi, Pemimpin Redaksi seputarjatim.com
Seputarjatim.com– Makin ramai, klaim pihak yang akan maju di pemilihan kepala daerah Sumenep. Terkesan memaksa warga untuk masuk dalam atmosfer pesta demokrasi, yang sejujurnya masih terlalu dini. Pilpres baru saja berlalu, warga Sumenep kembali dihadapkan pada momen Pilkada. Proses yang sangat melelahkan. Jenuh politik bisa saja dirasakan warga.
Hari ini, hingga kedepan warga akan terus disuguhi janji-janji Politisi. Jalan dan lorong-lorong pasti makin penuh banner baliho politik. Pagi-siang-sore sejumlah pertemuan politik akan gencar dilakukan di lingkungan warga. Inilah dinamika politik Pilkada. Proses memilih para calon kepala daerah; yang hingga saat ini, calonnya itu-itu saja. Para calon dengan track record yang biasa saja, minim prestasi.
Bagi warga awam, momen politik kadang dirindukan. Disaat itulah momen tebar uang dilakukan. Warga sibuk mendatangi sejumlah pertemuan politik. Duduk, mendengarkan, manggut-manggut, terima amplop, pulang ke rumah dengan senyuman. Praktik seperti ini terkadang vulgar dilakukan. Aman-aman saja. Buktinya memang tidak pernah terpantau petugas pemantau Pemilu.
Ibarat sebuah perlombaan, kini mesin-mesin politik mulai lakukan pemanasan untuk menghadapi Pilkada Sumenep tahun 2020. Kerja-kerja politik Pilkada mulai dilakukan. Politisi-politisi peraantauan pun rela pulang kampung, tak ingin melewatkan momen politik; yang barangkali saja menjadi peruntungannya.
Menghadapi pilkada mendatang, para tokoh yang akan mencalonkan diri seyogyanya menjaga kondusifitas politik. Janji-janji politik sah disampaikan, dengan catatan secara tepat dan proporsional. Warga pun diharap ikut mendukung kondusifitas politik jelang Pilkada Sumenep. Karena pilkada adalah pestanya rakyat. Di momen pilkada inilah, warga bak raja, dan tiba-tiba sangat dibutuhkan. Para politisi saling berlomba mendatangi warga. Dengan harapan memilihnya di pilkada mendatang. Mari nikmati, saat-saat kita menjadi Raja. (*)