News

Said Abdullah Serahkan Sepeda Motor Beat dan Uang Rp15 Juta kepada Guru Honorer 30 Tahun Korban Kekerasan

47
×

Said Abdullah Serahkan Sepeda Motor Beat dan Uang Rp15 Juta kepada Guru Honorer 30 Tahun Korban Kekerasan

Sebarkan artikel ini
IMG 20250128 WA0048
BAHAGIA: Ketua Banggar DPR RI, MH Said Abdullah, saat menyerahkan sepeda motor Honda Beat kepada Guru Honorer Muhammad Noeruddin

SUMENEP, Seputar Jatim – Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, MH Said Abdullah, serahkan bantuan satu unit sepeda motor Honda Beat dan uang sebesar Rp15 juta kepada Muhammad Noeruddin (52).

Muhammad Noeruddin, seorang guru honorer asal SMA Putra Bangsa, Desa Pajanangger, Kecamatan Arjasa pulau Kengean, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang sebelumnya sempat viral karena motor hasil pinjamannya dibakar oleh seseorang.

Ketua Banggar DPR RI, MH Said Abdullah, menyampaikan, keprihatinan atas musibah yang menimpa Pak Nurdin panggilan akarabnya.

“30 tahun mengalami nasib yang sungguh tidak kita inginkan. Maka dari itu, saya wajib datang Ke Sumenep untuk memberikan bantuan,” ujarnya, Selasa (28/1/2025).

Baca Juga :  Dinsos P3A Sumenep Usulkan 5000 Orang untuk Terima BLT DBHCHT di Tahun 2025

Ia pun berharap tidak boleh ada kekerasan bentuk apapun kembali terulang di Pulau Madura.

Atas hal itu, ia juga meminta keselamatan Pak Nurdin, perlu dijaga oleh pihak keamanan dan pemerintah serta masyarakat Sumenep yang terkenal dengan sopan santun.

“Kami titip kepada Kapolres, kepada Kapolsek Kangean, kepada Camat, dan kepada Kepala Desa untuk keamanan Nuruddin. Semoga semua dibalik ini pasti ada hikmahnya untuk yang terbaik,” pintanya.

“Saya sangat prihatin, apalagi seorang Guru Honorer yang juga sepeda motornya hasil pinjaman. Mudah-mudahan sepeda motor barunya tidak dibakar lagi,” harapnya.

Baca Juga :  Walhi Jatim Minta Cabut SHM Laut dan Hentikan Eksploitasi Pesisir di Gersik Putih

Sementara itu, Muhammad Noeruddin menyampaikan, ibarat pohon yang tinggi tidak akan diam, tetapi selalu diterpa angin kencang. Lalu kuatkah pohon itu berdiri kokoh di tengah terjangan.

“Ini adalah perjuangan selama hidup saya untuk mencari rida Allah, tidak untuk mencari apa-apa, karena saya tau ketika saya meninggal ini akan menjadi amal jariyah bagi saya,” pungkasnya. (Sand/EM)

*

Tinggalkan Balasan